Thursday 12 September 2019

Rumah Tumbuh, Pengertian, Penerapan, dan Kenapa Cocok untuk Kaum Milenial.

Hai peps,
Kali ini gue mau posting tentang sesuatu yang aga berat. Sesuatu yang bau-bau teknik.

Kenapa?

Heem soalnya nama blog ini adalah "Lil Engineer" yang artinya adalah engineer kecil. Secara pribadi biarpun gue lagi sekolah S2 dan ambil teknik sipil (lagi), biarpun lebih ke pengelolaan sumber daya airnya, sejujurnya gue belum bisa seyakin itu untuk menjadi seorang engineer teknik sipil. Kaya sadar betul dunia gue ga disitu, dalam artian gue gabisa membayangkan hidup gue untuk berkutat dari pagi sampe malem menghitung semua angka-angka yang ada. Ndak sanggup akutuh...

Tapi, bukan berarti gue ga suka dunia teknik sipil ini.

Suka kok, gue sejujurnya tertarik sama beberapa hal yang berkaitan dengan lingkungan dan peranan seorang insinyur untuk menjaga alam.

Kali ini peps, gue pengen bahas soal rumah tumbuh.

General Overview

Buat yang belum tau rumah tumbuh itu apa, rumah tumbuh adalah sebuah konsep dimana rumah ini direncanakan sejak awal untuk di bangun secara bertahap.

Sebenernya konsep rumah tumbuh ini sendiri udah ada lamaaaaaaaa banget. Gue bisa bilang udah ada lama banget karena gue udah baca buku-buku soal arsitektur tanah dari jaman kapan dan konsep gini tuh udah sering di bahas. Btw buku yang gue baca ini punya bapak dan gambarnya aja yg masih hand drawing. Kebayang ga tuh bukunya udah umur berapa πŸ˜…

Gimana sih ngerencanain rumah tumbuh?
Misal kalian beli rumah kavling jaman now, biasanya sisa tanahnya lumayan tuh. Tapii kebutuhan ruangan kalian ini ga cukup peps. Nah, disitu kalian mulai ngebangun pelan-pelan kaya gambar di bawah ini kurang lebih.

Sumber Gambar

Contoh real soal , sekarang gue tinggal di rusun semi apartemen. Luas 44 meter persegi seinget gue mah, dan terdiri dari 2 kamar. Lalu gue udah beli rumah nih, luas 45 meter persegi. Isinya 2 kamar juga. Yaa kalau di logika mah sama aja kan gue pindah ga pindah? Tetep numpuk barang.

Permalahannya adalah, ini semua barang adalah barang yang gue butuh atau kado dari nikahan. Jadi gamungkin di reduksi lagi.

Tapi gue kudu pindah.
Alasan gue pengen cepet pindah saat ini adalah tumbuh kembang anak gue, rara.

Waktu berdua sama suami, rusun yang gue tempatin sekarang cukup banget. Seenggaknya gue punya ruangan untuk naro barang dagangan dan sampel Binangkit Souvenir.
Sekarang, kalau ada pesenan yang ada rara gabisa main karena rumah udah penuh sama barang pesenan yang harus ada QC sebelum dikirim.
Ditambah, kalau gue nugas yaa gue suka merasa diserang sama rara karena emang gue nugas di tempat dimana dia biasa main.

Lalu artinya apa?

Artinya kalaupun gue pindah, gue ga akan punya cukup ruang untuk rara bermain, gue nugas, dan melakukan QC untuk pesenannya Binangkit Souvenir.

Makanya nih, gue harus merenov rumah dan memanfaatkan sisa tanah yang ada sebaik mungkin. Inilah keunggulan beli rumah kavling ketimbang rusun atau apartmen.

Tapi, ayolah kawan, kalau kalian tau biaya bangun rumah itu ga murah. Apalagi kalau kalian ingin kondisi yang layak untuk ditinggali.

Makanya nih, konsep rumah tumbuh buat gue adalah solusi. Dan karena itu pula gue rasa, kali ini gue mau share soal rumah tumbuh sama kalian.

Kenapa Rumah Tumbuh?

Jadi gini, seperti yang gue bilang di atas, rumah tumbuh ini rumah ini direncanakan sejak awal untuk di bangun secara bertahap.

Penjelasan lebih gampangnya gini, kalian akan ngebangun suatu rumah impian yang kalian tau nanti wujudnya kaan kaya apa. Tapi kalian tuh nyicil bangunnya, nambah dapur dulu, nambah kamar lagi, nambah ruangan ini, nambah ruangan itu, dan seterusnya sampe akhirnya kalian dapetin bangunan akhir sesuai impian kalian.

Dalam kasus gue, kemungkinan terbesar ruangan yang akan gue bikin adalah ruang makan, tempat cuci, dan Show Room Binangkit Souvenir. Ruangan lainnya akan mengikuti.

Mari kita bermain kasar.

Secara perhitungan, buat ngebangun rumah diperlukan biaya sekitar 4 juta per meter persegi. Iya bisa kurang atau lebih, tapi kan kita mau main kasar πŸ˜‰

Sumber Gambar

Rumah yang gue punya berukuran 5,75 m x 15 m kurang lebih atau sekitar 86 m persegi. Saat ini udah terbangun bangunan 45 meter persegi, tapi terdiri dari dua lantai.

Terus, kalau anggaplah gue mau bangun rumah cuma sepanjang 10 meter karena sisanya gue biarkan untuk lahan parkir. Ditambah rumah yang gue akan bangun ada dua tingkat.

Artinya akan ngebangun seluas:
5,75 meter x 10 meter x 2 - 45 meter persegi
= 70 meter persegi

Dengan biaya rata-rata ngebangun 4 juta rupiah per meter persegi,
maka gue butuh biaya ngebangun:
Rp 4.000.000 x 70
= Rp 280.000.000

Gimana, tertarik ga sama angkanya?
Gue mah ga tertarik, sedih yang ada karena jujur gue ga pegang uang segitu.
Ini baru biaya ngebangun biasa, belum sama ngisi rumah. Oh tentunya juga sama belum harga beli rumah yaa sodara-sodara.

Lalu apa hubungan biaya ini sama rumah tumbuh?

Nah, dengan menerapkan konsep rumah rumah tumbuh ini, kalian cuma perlu membangun rumah secara bertahap.

Gaharus keluar Rp 280.000.000 banget ya peps :")

Dalam kasus gue, kemungkinan gue mau ngebangun rumah sekitar sepanjang 3 meter di kedua lantai atau seluas 34,5. Yang artinya gue bakalan butuh biaya sekitar setengah dari perkiraan total, Rp 140.000.000.

Gue ga bilang itu sedikit, tapi cuma butuh setengahnya peps.

Dan dengan biaya segitu, gue bisa hidup relatif dengan rumah yang lebih layak. Dalam artian flow kehidupan di rumah lebih tertata.

Tapi perlu diingat juga!

Harga ini bisa berubah gimana prioritas kalian.
Misal, eh ternyata gue cuma mau bangun sepanjang 3 meter di lantai 1 aja dulu, yaa artinya kan gue cuma perlu Rp 70.000.000 buat ngebangun.

Engga cuma biaya,

Rumah tumbuh ini ga melulu soal kebutuhan biaya, tapi juga kebutuhan kalian secara general.
Kaya yang gue bilang di atas, waktu gue cuma berdua, rusun seluas 44 meter persegi lebih dari cukup. Tapi engga ketika gue udah ada anak, ada babysitter, dan usaha yang lebih berkembang lagi.

Tapi juga dengan kebutuhan gue, gue ga butuh banget buat punya rumah seluas istana yang sampe rumah gue perlu dibangun semua.

Kalau belum butuh kenapa harus dibangun?
*Enak tau punya lebihan tanah

Inget peps, biaya renov itu lebih mahal daripada ngebangun. Atau kalau emang kalian hemat banget, minimal sama kaya biaya ngebangun.

Dari pada bayar dua kali, kenapa ga pakai konsep rumah tumbuh?

Kenapa Cocok untuk Milenial?

Sebagai kaum milenial yang udah menikah dan punya anak di umur 27 dan dengan gaji seadanya, bahas rumah ini sejujurnya kaya mimpi. Kalo ga nekat, yaa ga akan punya biarpun gue tau gue butuh rumah.

Oh iya, mohon maaf nih kalau kalian tipikal yang ga butuh rumah pasti pandangan kalian akan beda lagi. Tapi thaks udah baca sampe sini, semoga ilmunya bisa dipake waktu kalian udah butuh rumah.

Bedain hutang sama investasi!
Buat gue, dengan keadaan gue yang sekarang, punya rumah yang layak adalah investasi biarpun dalam kenyataannya buat beli rumah ini gue tetap berhutang.

Flow kehidupan di rumah lebih tertata ini gue percaya akan meningkatkan kualitas hidup. Anak gue punya ruangnya sendiri, gue punya ruangnya sendiri, dan suami gue bisa istirahat lebih baik.
Dan untuk dapetin yang kaya gini, ga ada salahnya buat ngeluarin uang. 
Kasarnya, toh rumahnya kalau dijual, langsung balik modal. Beda kalau kalian hutang buat gengsi. Beda...

Jadi dengan bikin konsep rumah tumbuh, sebagai milenial kalian dikasih ruang untuk bernafas.

Yang Bisa Gue Saranin adalah...

Kalau kalian emang ingin menerapkan konsep rumah tumbuh, diskusi sama ahlinya, ambil jasa profesional yang kalian sreg PLUS menawarkan harga tercocok!

Sumber Gambar

Kenapa harus jasa profesional?

Poin utama gue karena mereka lebih profesional ada hitam di atas putih dan ada masa perawatan.

Tapi pada dasarnya, Mereka punya ilmunya jadi bisa nyaranin sebaiknya kalian bikin rumah kaya apa, gimana penataannya. Plus kalian bisa dapetin gambar desain karena mereka ya emang pekerjaannya menawarkan jasa pembuatan desain dan ngebangun kan?

Jadi tuh masalah pipa air, pemasangan kabel, dan flow kehidupan kalian bisa lebih tertata dan ga keganggu sewaktu dilakukan pembangunan tahap berikutnya.

Dan yang ga kalah pentin, biarpun rumah kalain belum jadi kaya tujuan akhir, bangunannya tuh ga akan kelihatan kaya belum selesai. Duh engga banget! 
Bahaya pula, apalagi kalau kalian merencakan bangunan dua lantai, tapi baru ngebangun satu lantai. Salah-salah, kalian kudu ngulang bikin atap atau dak karena udah rembes air 😞

Eh tapi harganya?

Nah makanya gue bilang pilih harga tercocok. Gue bangun rumah orang tua di Jakarta kemarin itu sendiri dalam artian manggil saudara yang biasa bangun rumah. Harapannya adalah biayanya bisa lebih murah karena gue udah nanya-nanya waktu tahun 2015 di Jakarta ngebangun secara profesional ada dikisaran 3,5 - 4 jt per meter.

Terus apa? Gue ngurus sendiri sampe ngenggu skripsi gue gara-gara baru sampe kampus di Purbalingga udah di telepon kudu balik lagi ke Jakarta. Gitu aja terus sampe akhirnya rumah gue jadi baru tenang ngurus skripsi.
DAN, abisnya sama sob.

Ga ada tuh namanya masa perawatan, ada yang rusak atau bocor dan sebagainya, bapak urang ngemodalan deui!

Tapi emang sih, untungnya yaa ada sodara. Jadi ngasih tambahan dan berbagi ke sodara juga.
Cuma untuk kalian yang ga punya sodara yang biasa ngebangun, atau kaya terlalu jauh sama mereka, plus ga ada waktu buat ngontrol sendiri, gue sangat menyarankan pilih jasa profesional aja.



Itu dia peps, sekian soal bahasan mengenai rumah tumbuh ala ambu. Semoga manfaat yaa peps!
Nanti kalau ada tambahan dan perkembangan soal rumah, bakalan di kabarin lagi yaa πŸ’–πŸ’–

Tuesday 10 September 2019

Review Celebon Peeling Pad, Gommage Face Scrub. Modal 10rb, serasa facial ratusan ribu! Tapi....

Halo peps!
Welcome back πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–πŸ’–
Kali ini aku mau kasih review Celebon Peeling Pad, Gommage Face Scrub.


Buat kalian yang sudah biasa sama dunia kecantikan, peeling pad ini mungkin udah biasa kalian liat atau pake yaa peps. Cuma sejujurnya merek-merek macam Neogen, Secret Key, atau brand lain deh bebas you name it. 

Pas lagi belanja di Setiabudhi supermarket, gue nemu ini. Karena harganya yang cuma 10 rebu, cus lah iseng gue beli.

General Overview

Celebon ini sendiri menurut gue adalah merek brand korea yang produknya ga jelek. Etapiii, gue juga ga bisa menilai dia punya produk bagus semua. Soalnya yang gue coba masih di series sheet mask nya aja. Menurut gue sheet masknya ini okee banget buat daily.

Dari kemasannya, sejujurnya keliatan biasa aja. Bukan kaya yang mahal-mahal, yaa namanya juga sachetan sih.

Kandungan

Soal kandungan kalian bisa baca sendiri di foto di bawah ini.
Sejujurnya gue kurang tau adakah diantara bahan-bahan ini yang memicu alergi dan sebagainya.


Tapi kalian harus jeli banget nih, di bagian [Perhatian] nomor 2, hindari bagian yang bermasalah.


Tampilan Produk

Produk ini keliatan biasa aja. Kaya peeling pad pada umumnya.


Cuma, gue agak heran kenapa kaya ada yang ngegumpal gitu pas gue buka. Entah normal atau engga sih :")
Btw ini penampakan yang sisi halusnya yah.


Gue bahkan sampe ngecek berkali-kali memastikan kalau gue beli produk yang ga kadaluarsa.


Ini penampilan sisi yang untuk bagian lebih spesifik.


How does it feels

Sejujurnya rasanya pas dipake biasa aja. Kaya pake kapas pas kita pake toner. Tapi emang gue makenya rada digosok sih karena udah ngerasa muka ini tebel banget sama kulit mati.
Gue pake ke semua bagian muka pake yang bagian putihnya dan pakai bagian warna kuning untu hidung dan dagu.


Sejujurnya jidad gue dalam kondisi yang tidak baik, lagi geradakan as you can see. Tapi karena pengen coba, tetep gue pake ke bagian jidad biarpun lagi jerawatan.

Kalau kalian pake produknya, nanti ada yang ngegumpal. Ini tuh kaya cairan exfoliator yang mengering karena udah kecampur sama kulit mati. Dulu gue sempet punya kozui yg body and face peeling. Persis kaya gitu tektur cairannya. Sistem kerjanya juga sama.

 

Before and After

Sejujurnya gue puas banget sama hasilnya. Kalau kalian bisa liat, muka gue lebih kinclong. Entah kalian bisa liat atau engga kalau jerawat gue jadi lebih mateng.


Ga cuma itu, gue ngerasa muka gue aluuuus banget dan fix bersih banget kaya abis facial.
Hasilnya oke banget deh pokoknya.

Tapi,

Tapiii in case kalian belum tau, kulit gue ini cenderung kering. Nah galama setelah cuci muka, ini tuh gue ngerasa rada "tingling" di bagian sudut hidung dan dagu.
Ngerasa ada yang aneh, gue langsung pake toner. Telat sih emang.
Antara sengaja dan ga sengaja sejujurnya.
Satu sisi gue mau cek reaksi, sisi lain yaa gue juga agak kaget karena jadinya agak tingling.

Udah pake toner, si tinglingnya masih belum hilang. Gue yang emang sengaja banget pengen cek reaksi ini tuh tadinya mikir gamau apke apa-apa setelah cuci muka. Tapi karena kuatir juga, akhirnya gue pake Aloe Vera dari Innisfree dan ga pake apa-apa lagi.

Besok paginya,
Yaa bener aja sis, jerawat di jidad besoknya makin parah. Plus dagu gue tuh semacam ada kulit kering yang ngelupas-ngelupas gitu.
Langsung gue cuci muka terus pake kapas dan toner buat ngebuang kulit kering atau apalah itu yang di dagu. Begitu udah cuci muka dan pake toner, gue cek dagu ternyata jadinya mulus.

Besok malemnya, gue pake krim malam dari Garnier Sakura White. Nah pas bangun besoknya lagi gue ngerasa muka gue udah makin oke lagi karena kulit udah seger ga setebel sebelum pake peeling pad, kulit muka ga kering, jerawat kempes!

Kesimpulan

Nah sebelum masuk ke  kesimpulan banget, gue mau bahan plus minusnya produk ini.

Plusnya:

Gue ngerasa dari segi harga, produk ini efisien. Gue secara pribadi nyaranin pake ini seminggu sekali dengan catatan, kalian make make up setiap hari, ga perawatan, ga mukanya ga lagi bermasalah. Jadi tuh cuma butuh 40ribu aja sebulan buat maintain muka tetep bebas dari kulit mati.
Lebih higienis. Iyaa ketimbang kalian beli yang dalam jar, satu jar isi sekian dan setiap kalian ambil kalian nyentuh pad nya. Heem, gue agak kuatir sama yang modelnya begini.

Minusnya:

Bikin tingling, jadi hati-hati yaa kalau kalian sensitif.
Sejujurnya kalau dipikir-pikir ini mahal loh. Soalnya kalau 30pcs, berarti kan harganya 300rb. Padahal Neogen sering promo dan harganya ga sampe segitu kalau pas promo.

Makanya nih kalau gue pribadi, nyaranin kalian belinya bergantung kepada kebutuhan.
Gue pribadi lebih prefer yang sachet gini. Lebih enak sesuai kebutuhan dan gaperlu kuatir sama expiration after opening.

Secara keseluruhan, gue suka banget sama produk ini.
Soal tingling dsb, ini bisa gue akalin dengan cepet-cepet pake toner dan pelembab. Soalnya ini kan semacam ngikis kulit, bikin kulit kering, wajar banget kalau ada tingling dsb.

Yang paling gue suka adalah ini solusi buat gue yang udah gasempet facial. Sekalinya sempet suka pas banget ada keperluan lain :")
Jadi dengan 40 ribu aja, kalian bisa dapetin muka bebas dari kulit mati dan komedo. Cucooo banget!

Semoga manfaat yaa peps review kali ini πŸ˜†

Wednesday 28 August 2019

X1 Debut, Flash MV, and thought.

Hai dan halo peps,
Xixixi. Kenalin nih, ambu anak 1 berumur 27 yang masih suka nonton drama, KPOP, dan dede emesh.

Kali ini gue mau bahas soal jebolan ajang Produce X 101, X1.

Sejujurnya gue ga punya ekspektasi yang cukup tinggi sama X1 ini. Pas tau list pemenangnya, gue ga se-excited waktu Wanna One debut. Why? Mari kita bahas satu-satu soal pendapat gue soal X1.

Pengumuman Pemenang Produce X 101

Yaaa di episode 12, pas pengumuman pemenang, sejujurnya gue punya mixed feeling. Semacam pas IZ*One debut gitu. Berikut ini adalah list ranking Produce X 101 yang gue ambil dari Wikipedia per tanggal 28 Agustus.

Dan yap, dari list di atas tertulis nama anggota X1 sebagai berikut, 
Kim Yo Han (κΉ€μš”ν•œ) 
Kim Woo Seok (κΉ€μš°μ„) 
Han Seung Woo (ν•œμŠΉμš°) 
Song Hyeong Jun (μ†‘ν˜•μ€€) 
Cho Seung-youn (μ‘°μŠΉμ—°)
Son Dong Pyo (μ†λ™ν‘œ) 
Lee Han Gyul (μ΄ν•œκ²°) 
Nam Do Hyun (λ‚¨λ„ν˜„) 
Cha Jun Ho (μ°¨μ€€ν˜Έ) 
Kang Min Hee (강민희)
Lee Eun Sang (이은상)

Gue fokus ke Han Seung Woo dong, ingetnya Ong Seong Woo wkwkwk

But anyway, gue setuju banget sama top 4. They deserve it!
Yang debut juga kok, they all do deserve it :)

My Thought - Pre Debut

Seperti yang gue bilang, I have mixed feeling.

Sejujurnya ada beberapa anggota yang luput dari perhatian dari gue selama acara Produce X 101 ini. Semacam ga se stand out semua anggota Wanna One.
Waktu Wanna One sendiri, gue ngerasa skill anak-anak 35 besarnya tuh udah greget banget.
Produce X 101? Gue baru merasa greget pas udah 20 besar.
Ga ngerti kenapa...

Biarpun gue sedih Ham Won Jin ga kepilih untuk debut but that's totally okay.
Bedanya sama pas IZ*One dimana gue bisa nyebut peserta mana yang gue harapkan untuk debut, gue gabisa bilang "Duh, aturan si ini debut loh," pas pengumuman Produce X 101. 
Still,  I don't have high expectation on them.

Gue bahkan ga engeh mereka debut kemarin sampe gue liat X1 Flash episode 1 ada di XX1lite pas pengen nonton Hotel Del Luna.

Debut and The MV

Sejujurnya gue kaget banget pas nonton X1 Flash episode 1. Cuma setengah jam emang, tapi disitu gue ngeliat kaya usaha mereka keren amat...

Dancenya itu loooooh peps!

Dan bener aja pas liat MV nya, they exceed my expectation.

Gara-gara liat mv ini, gue keingetan lagi dong sama Chanyeol.
Ga ada hubungan emang, cuma salah satu definisi ganteng menurut gue adalah:
Looking good in slim fit white shirt with black trouser.

Lagu on point, suara on point, visual ga nahan, dance luar biasa, mv kece banget.

Ada sih emang yang gue ga begitu suka dari dance mereka. Coba bisa ga itu dede-dede nya gausah dibikin mepet-mepet?
Yang lainnya okee banget!

My Thought - Pasca Debut

Gue udah nonton beberapa video yang dirilis Mnet pas Showconnya.
I saw them grow!
Aura dan stage presence mereka beda banget ga kaya pas Produce X 101.
Yaaa kalau udah melihat gitu gue, sebagai seseorang yang ga ngaruh juga keberadaannya sama mereka, cuma bisa doa semoga mereka awet selama 5 tahun kedepan tanpa skandal dan sukses kaya pendahulunya.

Begitulah kurang lebih pendapat gue.
Emang penting ga penting sih bahas kaya gini, cumaa seeing them grow make feel that i also have to grow. Grow better and pursuing my dream.
Semoga kamu yang baca juga yaa.
Mereka bisa, kita juga!

Monday 15 July 2019

Daily Make Up Routine. Usia 27 Tahun, Anak Satu, Simple dan Cepat!

Hi Peps!
Kali ini gue mau share updated version dari daily make up yang biasa gue pake.

Sebagai prolog, gue mau cerita di umur gue yang mendekati 27 ini tuh kondisi kulit berubaaah sekali.
Badan lebih kering, kulit jadinya kombinasi.
Dulu jaman remaja sampe awal 20an, kulit badan gue emang udah kering tapi kulit muka gue masih berminyak sekali. Singkat ceita, 2014 gue ke Romania dan kulit muka jadi kering dan kulit badan makin-makin.
Balik lagi ke Indonesia, disitulah muka gue jadi kombinasi dan pencarian skin care yang paling cocok buat muka gue dilakukan.

Kulit badan? Alhamdulillahnya handbody gue masih cukup untuk mengatasi permasalahan kulit badan.

Kulit muka? Serba salah peps.

Di usia 27 an ini, gue menemukan daily make up routine yang menurut gue cocok banget di muka gue. Kombinasi sama night routine sekarang, ini tuh udah klop banget pokoknya.

Step 1, Toner

Toner yang gue pake sekarang ada 2 peps. Yang pertama ini dari Some By Mi 30 Days Miracle Toner lalu kemudian ada Dari Swissvita Micrite 3D All Use Toner.

Kenapa ada 2 banget sih?
Jadi si Some By Mi ini tuh feels like toner. Refreshing dan bikin muka jadi netral lagi setelah cuci muka. Sementara itu yang Swissvita ini teksturnya semacam essence atau lotion gitu menurut gue. Lebih kental dari toner.


Apa sih bedanya?
Sepanjang pengetahuan gue, essence atau lotion itu dipakai setelah toner dan sebelum serum. Nah si Swissvita ini menurut gue teksturnya mirip banget sama essence lain yang pernah gue pake, feelingnya juga sama. Lebih melembabkan ketimbang toner lainnya. Makanya gue pake double toner.

Kalau lagi buru-buru yaa gue pilih salah satu aja, sesuai kebutuhan.hehe

Step 2, Day Cream

Semacam straight to point pake banget, day cream.
Pencarian day cream gue ini agak rumit peps, soalnya untuk orang yang udah pernah pakai krim racikan, krim dokter, dan krim-krim klinik kecantikan gue, sejujurnya susah mencari krim yang pas di kantong tapi bikin puas hasilnya.

Gue memberanikan diri beli Olay Total Effect dan Pond's Age Miracle yang dua-duanya ada SPF-nya. Yap, SPF adalah poin pertama yang gue tekankan untuk day cream.

Sejujurnya ada 3 brand yang gue lirik untuk anti-aging seriesnya, Olay, Pond's, dan L'oreal. Tapi akhirnya gue cus beli Olay dan Pond's karena seinget gue waktu itu harganya paling bersahabat dan ada kemasan kecilnya (10 gr/10 ml). Gue butuh kemasan kecil supaya tidak menyesal gitu loh peps kalo ga cocok.
Plus, ada riwayat muka gue jadi kebal sama suatu produk kalau udah pake kelamaan. Jadi harus di rotasi supaya ada hasilnya.


Kenapa sih anti-aging?
Banyak review dan tips yang gue baca perihal perawatan anti-aging. Mostly they did it too late.
Kalau dengan keadaan punya banyak uang, iya bisa di treat lebih. Kalau jiwa jiwa misqueen budget pas-pasan? Lebih baik gue mempersiapkan dari sekarang yaa peps hehe.

Kenapa sih tiga merek itu?
Karena gue mau mencari drugstore yang emang bisa dicari di toko serba ada terdekat gitu.
Gue belum berani pakai krim-krim mahal karena takut si kulit muka ini dimanja terus ngelunjak gitu loh. Sok-sokan gamau lagi dikasih krim warung sebelah rumah...

Krim ini gue pake tergantung mood. Kalau sedang ingin cantik mulus dan pke foundation, gue pilih Olay karena jadi haluuuus dan awet banget make upnya.
Yang Pond's juga sih, tapi yang olah lebih bikin make up terlihat bagus.
Kalau Pond's ini tuh ada efek bikin kulit lebih putih macam tone up cream gitu di gue. Jadi kalau misal cuma retouch siang-siang, malas bedakan, ini solusinya.

Step 3, Bedak

Bedak ini memeran penting untuk membuat muka gue anti kinclong.
Bedak yang gue pake kebanyakan jenisnya tabur. Ada yg Pond's BB Magic, Rivera Luminous Micro Powder, terus ada juga Make Over Silky Smooth Translucent Powder.
Ada satu yang padat, ini tuh yang gue punya adalah sampel refilnya Wardah yang Brightening Series.

Yang lebih sering dipake.hehe

Pakenya gimana? Tergantung mood aja.
Yang penting pakenya cukup supaya muka matte sampe siang.
Iyaa jadi kalau gapake foundation, muka ini cuma bertahan matte sampe siang kalau sudah dibedakin.

Step 4, Alis

Waah peps, sebagai orang yang beralis klimis, menggambar alis adalah sebuah dunia baru yang sudah gue dalami sejak 2011.


Produk yang biasa gue pake ini ada tiga, Maybelline Fashion Brow Duo Shaper, Make Over Eyebrow Pencil, dan The Face Shop Designing My Eyebrow. Warna coklat atau abu, gimana mood dan sikon.hehe

Step 5, Lipstick

Lipstick ini menurut gue sama pentingnya kaya alis. Karena kalau gapake lipstick itu muka gue terlihat sangaaaat pucat. Lipstick ini termasuk make up yang gue punya banyak dan warnanya gabeda-beda jauh.hehe


Yang sering dipake, heem yg warna nude cenderung bata dan merah sekalian. #timbold

Daaan sudah,

Itulah kurang lebih daily routine ambu yang menurut gue cukup simpel.
Semua bisa di add on atau ditinggalkan bergantung kepada kondisi sih. Tapi kalau alis dan lipstick nyaris tidak pernah ditinggalkan.hehe

Kalian gimana peps?

Tuesday 9 July 2019

Review Diet Herbalife: Program Basic

Hai Peps, si ambu balik lagi.
Setelah menjalani diet herbalife selama 10 hari, gue mau mereview program basic ini.

Sebelumnya semoga kalian baca dulu apa sih gambaran umum kenapa gue pengen diet di sini.

Kenapa pilih Herbalife?

Gue semacam butuh motivasi yang kuat untuk diet gitu loh, mau ada photoshoot lah, mau nikah lah, ada acara apalah yang memaksa gue untuk tampil prima. Semenjak di Bandung sejujurnya gue ga menemukan alasan itu. Sebatas sadar kalau gue butuh pola hidup yang sehat.

Tapi gimana supaya gue merasa "terpaksa"?

Nah ini nih, gue sempet ntoba diet yg tadinya gue mencoba program lainnya, udah niat banget ngitungin kalori. Di hari kelima, iya berat gue udah turun 1 kilo. Tapi terus gue ngurus 7 harian mamah dan ada temen papah yang nyodorin makanan.
"Nih neng, cobain... Ibu bikin sendiri." Lalu gue makan karena gaenakan dan diet gue berakhir disitu.hahah

Makanya nih, gue mencari alternatif lain yang membuat gue tuh ada paksaan lebih plus aman buat kondisi gue. Galau banget abis sesar mau diet bagaimana...
Oh FYI rara udah ga minum asi :")

Intinya yang ada dipikiran gue adalah, temen gue sukses turun berat badan pake herbalife. Tapiiii emang ini mahal sob, seenggaknya buat gue. Plus mereka ikut program yang lama pula.
Jadi gue berharap supaya ini tidak sia-sia dan paksaannya lebih.

Jadi programnya gimana?

Gue pilih program basic karena awalnya gue gambling banget. Kayak yang, ini tuh mihil yaa sodara-sodara, banyak yang ga sukses juga, terus gue penasaran apa sih inti dari diet herbalife.
Se kepo itu gue tuh...

Untuk program basic ini harganya 499rb. Waktu awal gue tanya-tanya sekitar 2 bulan sebelumnya tuh masih 459rb. Harga segini tuh kalian dapet shake 1 botol, shaker, dan meteran.


Nah sesuai di poin pertama, kalian dikasih buku panduan soal makanan dan jamnya. Kaya buku diet dari ahli gizi gitu. Sebagian gue ikutin bener-bener, sebagian lagi gue ubah-ubah.

Misal nih, pas hari kesekian harusnya ikan pepes, tapi gue kayak udah jenuh banget sama rasa bumbu pepes.Gantilah gue sama ikan grill.
Porsinya juga banyak yang gue kurangin. Kaya kudu makan ikan laut/dada ayam 200gr tapi gue ga sanggip ngabisin itu semua. Yaa gue ambil porsi ikan laut/dada ayam sesanggupnya gue abisin TAPIIII sayurnya gue banyakin.

Selama program ini larangannya cuma satu, makan makanan yang ga ada di list. Bingung juga sih, awal gue kira kalau sebatas teh,kopi, atau minuman jahe gitu masih gapapa tapi ternyata ndak bolee peeps. Hari kedua tuh gue siangnya minum jahe merah, lalu entah gimana ceritanya gue malah muntah-muntah. Dari jam 12an, ini tuh gue ada kali 6 kali ke wc sampe jam 5 sore karena muntah. Di jalan pulang aja gue muntah dong.

Tapi gini, jahe yang gue makan ini adalah jahe merah produksi rumahan yang kadaluarsanya bulan Agustus dan gue diet ini udah akhir Juni. Bisa jadi, jahe ini yang bermasalah yaa peps.

Dari awal tanya-tanya ke timnya, udah di kasih tau kunci dari program diet herbalife ini ada di shakenya mereka. Shake mereka ini tuh harus banget pake air biasa atau air dingin. Kurang tau juga sih kenapa. Cuma memang, ini tuh setelah dibikin menurut gue jadinya agak ngembang kalau dibiarin plus kalian bakalan bisa liat bulir-bulir yang mirip jelly dipinggiran gelasnya.

Gue pilih rasa coklat dan rasanya enak-enak aja sih.

Gimana makanannya?

Intinya tuh kita minum shake pagi dan malam. Siangnya kita makan.

Makanannya ini tuh cenderung ke resep harian cuma lebih tertakar aja sih kalau menurut gue. Rasa yaa gimana kalian masaknya yaa. Menurut gue ini sangat edible dan logis. Literally di push untuk eat clean. Gue juga masak ini sekalian buat orang rumah, cuma mungkin caranya ada yang beda. Misal gue grill, orang rumah goreng. Takut mereka bosen makannya grill/kukus meluluk. Atau bisa juga dari takaran garam, gula, dan mecinnya yang beda. 

Berikut foto makanan yang gue makanan selama 10 hari.


Oh PS. Alhamdulillah gue menang best plating dong diantara temen-temen satu grup πŸ˜‚


Hasilnya tuh baru diumin kaya 5 hari setelah programnya beres, cuma ini jadi motivasi kalau yaa gue bisa kok masak seniat ini tiap hari. Lumayan lah buat motivasi bikin bekel suami ngantor.

Lalu hasilnya...

Gue mengawali program ini dengan berat 65,6 kg.
Secara kiloan, gue mencapai berat terendah di 62,9kg. Seneng banget dong udah ketemu angka depan 62 kg, biarpun gue sadar itu ada angka 9 dibelakang koma.wkwkwk
Cuma begitu ada menu yang sering ketemu nasi, berat gue naik dong wkwk. kemudian berat gue berakhir di 63,6 kg.

Iyaa mukanya ala kadarnya dan gakeliatan hasilnya sih disini.

Secara total gue sukses menurunkan berat sampe 2 kilo dan Alhamdulillah biarpun gue makan liar, beratnya masih stay dikisaran segitu. Yang gue rasakan secara parah itu lingkar perut, pinggang, dan tangan.

*updated, kalau lagi jaga makan, ini berat balik ke kisaran 62,9 kg loh :)

Paha?
Heem ini tuhbagian tubuh yang ngembang paling pertama kalau gue gendutan, dan susah kempes biar berat gue turun. Lingkar paha cuma turun 1 cm 😫

Plus, rahang yang di pipi ini mulai muncul doong peps πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡πŸ˜‡

Yang penting, baju-baju yang terakhir bisa gue pake pas sebelum usia kehamilan 5 bulan, skrg longgar lagi dong...

What I learn

Ada beberapa hal yang gue pelajari dari nyobain kelas basic ini

Pertama, dari awal mereka sudah menekankan kalau herbalife ini semacam media untuk mengatur dan mengubah pola makan, hasil bervariasi pada setiap individu. Kemudian ditekankan pula kalau kunci nurunin, naikin, atau menjaga berat badan itu ada di kalori. Jadi bukan karena herbalife kalian jadi kurus. Soalnya di produk-produknya sendiri ga ada claim yang menyatakan kalau kalian akan kurus hanya dengan minum produk Herbalife. Harus disertai diet dan olahraga.

Kedua, apa yang kita lakukan di kelas basic itu pada dasarnya adalah sebuah upaya untuk menyadarkan kita kalau diet itu bukan proses instan. Pun harus mempertahankan seumur hidup.

Ketiga, diet itu perlu tapi gaperlu menyiksa. Kecuali emang kalian pengen hasil yang cepet yaa "pengorbanannya" lebih.

Keempat, setiap orang punya pola diet yang paling efektif untuk diri sendiri. Coba-cobaa boleh, tapi pada akhirnya kamu harus tau mana yang paling efisien.

Kelima, belajarlah menggelonggong air putih.

Lalu, setelah menjalani ini apakah gue akan menjalankan program lainnya?
Untuk menjalankan program lanjutan sepertinya enggak karena uangnya ga ada wkwkwk
Tapi, mungkin gue bakalan beli shakenya dan atur pola makan kaya apa yang diajarin.

Kenapa sih ko tetep mau shakenya?
Nah menurut gue, shakenya ini enak dan satisfy the "sugar need" plus kalorinya cuma 80kkal per sajinya. Kalau buat gue sejujurnya ini cukup untuk sarapan dan gantiin makan malem, selamaaaaa gue ga tidur kemaleman. Dengan pola gini, gue punya rentang sisa kalori yang lebih besar untuk makan siang.

Sebenernya dari harga yaa sama aja sih sama WRP, kandungan juga kayaknya lebih banyak WRP. Cuma kalorinya WRP itu 210kkal.
Jadi mungkin kalau butuh yang lebih ngejaga yaa gue pilih Herbalife, kalau yang lagi agak off yaa WRP atau emang cukup itung kalori pas sarapan aja. 

Just fyi peps, badan gue ini bukan yang tipe bisa digempur terus sama diet ketat atau satu jenis diet. Yang ada malah abis itu kalap dan berat badan naik atau pola diet ketat yang sama gabisa lagi dipake. Makanya nih gue harus ada siklus on off dan ganti-ganti cara.

Final tought

Nah, sebagai duta abu-abu Indonesia, pendapat gue kebagi dua nih. Merekomendasikan, dan kurang cenderung tidak merekomendasikan program diet Herbalife ini ke kalian.

Gue merekomendasikan ini kalau:
  1. Kalian ada uangnya. Yaaa jelas sob, kalau engga bayarnya pake apa. Apalagi kalau masih uang dari orang tua, nabung dulu atau diskusi baik-baik yaa ke orang tua.
  2. Kalian punya support system yang cukup. Dalam artian begini, buat ngikutin pola makan dan menunya udah ada dan ada batas waktu untuk setiap makanan, kalian perlu waktu untuk masak dan makan. Saran gue adalah, lakukan waktu kalian ga ada dinas luar (kalau kalian udah kerja) atau waktu liburan sekolah atau kampus. Supaya apa? Kalau kalian gapunya orang yang bisa masak makanan ini, yaa udah bebeeeeb masak sendiri.
  3. Udah nyoba segala cara belum nemu yang cocok. Namanya juga usaha kan? Toh ini lebih murah daripada bayar ahli gizi untuk minta resep diet.
  4. Kalian yang tipikalnya sama kaya gue, yang kudu dipaksa buat diet.wkwkwk

Nah tapi gue kurang cenderung tidak merekomendasikan diet ini kalau:
  1. Kalian gapunya uangnya dan gabisa nabung atau menyisihkan uang untuk beli ini.
  2. Kalian ini gabisa masak terus ga ada yang bisa masakin.
  3. Kalian super aktif di kantor yang hidupnya di kantor dari mentari terbit hingga mentari tenggelam. Atau aktif banget di kampus sampe-sampe lupa apa itu libur semesteran.
Ada solusi lain sih yang bisa gue tawarin untuk kalian yang emang punya uang tapi gabisa masak. Coba catering diet aja deh. Bisa minta anter ke kantor atau ke rumah. Rasa enak, diet jalan.

Kalau gapunya uang?
Atur pola makan dan ikut olahraga murah meriah semacam lari.
Yang ga kalah penting belajar menggelonggong dan memaksa diri untuk diet. Cari temen diet bareng juga bisa loh.

Jadii semoga manfaat yaa peps.hehe

*Please be noted that: 

Gue bukan ahli gizi, ahli ekonomi, ahli masak, atau ahli lainnya yaa peps. Postingan ini dibuat semata-mata dari pengalaman diet Herbalife dan pengalaman diet lainnya.
You know your body. Kalau masih tahap cari tau, ada baiknya konsultasi sama dokter, ahli gizi, atau orang yang memang ilmunya lebih soal gizi.

Friday 28 June 2019

6 Hal-hal yang akan dilakukan kalau gue hamil lagi (nanti)

Haii peps,
Setelah mengamati dan berpikir mengenai ini, gue mau posting sesuatu mengenai hal-hal yang mungkin gue anggap sepele tapii gue menyesal tidak melakukan hal-hal tersebut pas hamil.wkwkwk

1. Menggunakan minyak atau hand body sebadan untuk mencegah stretch marks.

Yes people, you read it right! Stretch marks!
Mari gue cerita terlebih dulu yaa, duluu nih peps, gue cuma engeh kalau stretch marks ibu hamil cuma ada di perut. Terus gue cuma pakee doong di perut.

Alhasil?
Gue punya stretch marks di pantat, paha, betis, dan sedikit di dada.
Bikin minder atau bikin gasuka sama badan sendiri sih engga, sejujurnya semenjak hamil dan sadar gue naik 20 kilo dari sejak hamil, gue sudah mengikhlaskan biarpun tetep resolusi 2019 gue adalah memiliki badan layaknya galgadot.
Cuma, agak sedih aja yaa bergaris-garis dan membesar biarpun memang toh "wayahnya".

Source

Jadii untuk mencegah hal ini lebih parah, next kalau pas gue hamil lagi (nanti ajaa yaa yaa Allah kalo Rara udah 4 tahun) mungkin gue bisa jadi mandi pake handbody πŸ˜‚πŸ˜‚πŸ˜‚

2. Membeli baju dan perlengkapan newborn dengan jumlah yang cukup.

Dulu nih yaa waktu hamil, semua orang yang gue temui bilang,
"Beli baju new born ga usah banyak banyak. Satu lusin cukup."
Turns out that, Rara badannya kecil dan hampir semua bajunya dia kegedean. Mana pernah pake drama baju abis alhasil pake baju yang gede-gede.

Source

Jadi incase dari umur 6 bulan kehamilan kalian udah dikasih tau kalau bayi kalian kecil, maka gue sangat menyarankan belilah baju dan perlengkapan newborn yang cukup, which in my case I need at least 2 lusin dan dengan catatan rajin mencuci baju bayi plus pake popok sekali pakai.

Percaya gak sampe umur hampir 4 bulan, baju new bornnya Rara kebanyakan masih muat?

3. Induksi itu sakit dan gak selalu berhasil, kalau besok-besok gue disuruh induksi, caesar aja yaa dok :)

Sebelum baca lanjutanannya, please di note gue bukannya tidak menganjurkan untuk berjuang melahirkan secara normal yaa...

Ah iyaa gue belum cerita detail soal persalinan gue yaa peps dipostingan ini?
Mangga dibaca proses lahiran Rara duluu yaa, gue cuma bisa bilang Alhamdulillah dipermudah mau gimana juga.
Rara lahir dengan cara di sesar setelah gue induksi 3 botol (makan waktu kurang lebih 24 jam).
That's why sejujurnya gue agak trauma kalau harus di induksi lagi.

Plus, bayar induksi 3 botol plus sesar itu lumayan.
Kaget? Waa yaa jelas tapi yang penting selamat dan bahagia :)

4. Kurangin nasi, mi, pasta, atau karbo lainnya.

Selama hamil, gue anaknya tepung banget yaa Allah. Paling suka udon.
Nasi porsinya melonjak tajam. Bayangin, gue gapernah abisin nasi seporsi sebelumnya. Begitu hamil besar?
Wah jangan sedih sob, udah makan nasi box aja bisa nambah.
Padahal dokter gue udah bilang, cuma butuh lebihan susu 1 gelas atau sekitar 300 kalori untuk gue waktu itu.

Gue gabilang kita gaperlu makan nasi atau karbo loh yah, hanya saja gue sadar betul waktu hamil kemarin gue kebanyakan makan karbo. Makan aja semuanya, tapi secukupnya dan bervariasi.
Atau kalau mau lebih pasti, mangga diskusi masing-masing sama dokter kalian yaa πŸ˜‰

5. Paksa suami ikut kelas kehamilan, persalinan, dan kelas parenting.

Percayalah saudara-saudara, gue paham betapa beratnya beban suami. Kebayang ga sih suami gue kerja PP Karawang - Bandung tiap hari?
Berangkat abis subuh, pulang abis isya. Kalau lagi sial karena jalanan macet parah, sampe rumah bisa jam 12 malem.
Ga tega banget rasanya kalau masih minta tolong ini itu. Tapi emang hamil ini membatasi apa yang bisa gue lakukan. Gue gabisa angkut barang, kecapean, dan ngurus-ngurus ini itu.

Sumber: Instagram Parent Talk Id


Tapi percayalah para calon ayah/bapak/apalah sebutan kalian nantinya, meluangkan waktu buat belajar ini ngebantu kalian belajar menjadi support system yang baik.
Minimal kalian tau, kalau istri abis lahiran kudu ngapain, mana yang harus didahulukan, dan setidak-tidaknya kalian bisa menyamakan prioritas sama istri kalian dan menurut gue ini penting banget.

6. Mencari Doula.

Doula ini adalah pendamping profesional kalian selama masa hamil, persalinan, bahkan sampe ke pasca melahirkan.

Kenapa gue ngerasa butuh?
Ini sepertinya upaya yang harus gue lakukan dalam rangka membangun support system. Gimana caranya supaya rumah beres, rara kepegang, suami tetap happy dan bisa kerja dengan lancar.

Mengingat gue gamau membebani suami terutama secara pikiran, setidaknya ini yang menurut gue adalah solusi alternatif.
Sumber: Tirto.id
Tapi, memang doula profesional ini mihil sodara-sodara, setidaknya untuk kantong gue. Gue cuma berharap semoga pas butuh ada rezekinya. πŸ˜‡



And yap, sepertinya itu deh yang akan gue lakukan selama hamil lagi (nanti aja tapi yaa Allah hamilnya).
Semoga ini bisa jadi cerita yang bermanfaat buat kalian yaa peps.

Tuesday 25 June 2019

2019 Menuju Body Galgadot!

Halo Juni 2019,
Bulan sebelumnya kenapa kamu sering ke skip?

Hi peps,
Again, it's been a while.

Sesuai judul postingan kali ini, gue mau curhat.lol
Rara sebentar lagi 10 bulan, Alhamdulillah anak ambu ini cerdas, sehat, dan ceria.
Semoga selalu yaa nak πŸ’—

Nah, berat badan gue ini masih stuck di 70 kilogram waktu rara umur 7 bulan, iya tujuh puluh shay, which is cuma turun 5 kilo dari saat hamil.xixixi
Sebelum puasa, berat gue stabil di 68 kg.
Sekarang, setelah puasa, berat gue 64 kg.
Pas mulai diet diukur berat gue 65,6 kg.

Heem, sepertinya gue cukup sadar body Galgadot ini bisa jadi cukup sulit gue dapet di 2019 karena otot perut gue entah kapan baru bisa dibentuk lagi. Eyaa tapi kalau bisa juga Alhamdulillah. Cuma, siapa yang gapengen bodynya kaya galgadot?

Menyenangkan aja gitu liatnya. Ga kurus, tapi toned.


Apa yang gue rasakan sampe gue pengen diet?

Yaa sebelum hamil, gue selalu stay di 50 kilogram. Dulu pas kuliah pernah sih sampe 58 kilo, itu pun rasanya udah berat banget. Setelah diet dan olahraga, turun ke 55 kg. Sampe ke titik dimana gue ada tuntutan untuk diet, berat badan gue akhirnya stay di 53 teruuus ampe gue kerja.

Sekarang gue ngerasa ini badan berat becul. Dengkul ga enak, paha sering lecet, dan baju relatif lebih sulit dicari.
Wujud? Jangan ditanya bebeep. Kumerasa kaya Gamabunta. Selebai itu emang.

Jadi postingan ini dibuat, harapannya menjadi pengingat supaya 2019 juga menjadi lebih efisien.
Mari kita mencoba menuju body galgadot mulai hari ini.
Gue mencoba pakai Herbalife karena kayaknya cara teraman dan memaksa gue untuk diet yaa pake ini. Mahal soalnya.wkwk

Nanti kalau ada updatean lain gue tulis lagi deh yaa di blog ini.ehehehe

Tuesday 18 June 2019

Pengalaman Operasi Cesar, Kenapa Rara Lahirnya Cesar?

Haloo peps,
Libur telah tiba. Alhamdulillah yaa Allah :")
Habis libur lebaran, Alhamdulillah kuliah juga libur.

Kali ini gue mau cerita soal proses lahiran Rara.

Yak, setelah 10 bulan lebih sekian hari gue akhirnya bisa nulis dengan santai soal proses persalinan.

Yang perlu dicatat adalah, tulisan ini ga dimaksudkan untuk membandingkan normal vs cesar.
Ga dimaksudkan untuk nakutin.
Ga dimaksudkan buat kampanye pilih cesar aja.
Atau apapun itu. Murni cuma cerita pengalaman yaa πŸ’ƒπŸ’ƒπŸ’ƒπŸ’ƒπŸ’ƒ

Oke, kita mulai dari cerita singkat masa hamil yaa...

Setelah test pack garis dua, gue mulai kontrol ke rumah sakit. Dengan butanya soal Kota Bandung, dan setelah baca ini itu, pencarian gue berakhir di dr. Sofie. Dokter ini semacam guru dari berbagai dokter kandungan di Bandung. Jadi yaa, gue yakin gue akan aman bersama dr. Sofie dan setelah usut-usut, RS tempat gue kontrol adalah RSIA Limijati.

Kenapa ke sana?
Yaa karena deket kantor dan deket rumah.

Masa hamil gue berjalan normal, Alhamdulillah sampe hamil tua ga ada masalah. Sempet sakit, yaa flu sampe 3 minggu lah, yaa maag kumat sampe ke igd numpang infus lah, tapi Alhamdulillahnya semua sehat-sehat aja.

Rara adalah bayi yang kecil selama di kandungan.
Bulan ke 7 kali yah, belum nyentuh 2 kilo acan.
Pun bulan ke 8 cuma 2 kiloan.
Jadi yaa setelah kontrol bulan ke 7 kayaknya gue dikasih obat supaya bayinya besar. Glutrop nama obatnya. Karena obat ini disarankan diminum dalam keadaan perut kosong, yang kalau kata petugas informasi obatnya 2 jam sebelum atau sesudah makan, dan kondisi waktu itu lagi bulan puasa, minum obat ini agak susah. Paling cuma malem. Itu pun kalau gue makannya ga kemaleman.

Ngaruh?
Yaa lumayan ngaruh kalau rajin diminum. Kondisinya sampe bulan ke 9 gue ga rajin minum, yaa karena bingung orang makan mulu :")

Nah singkat cerita, dikarenakan biaya lahiran di Limijati mahal, perkiraan kelas 1 nya kalau normal sekitar 20 juta, jadi gue mencari alternatif. RSIA Graha bunda alternatifnya. FYI, kurang lebih perbandingannya adalah 1:2. Jadi kelas 1 di graha bunda cuma 10 juta. Iya cuma kalau dibandingkan dengan Limijati. Kalau dari segi uang yaa ga cuma tetep.

Terus ke tahap timbang-timbang tempat lahiran

I was told to have option about where to gave birth.
Dan yang jadi pertimbangan lainnya adalah, harus di rumah sakit supaya asuransi kepake. Oke sip noted.

Dan yang dijadikan pilihan adalah,
RSIA Limijati in case of needed. Dalam artian, misal harus banget atau perlu suatu kewaspadaan kalau kehamilan gue dapet status waspada dan atau tiba-tiba gue mules.
RSIA Graha Bunda kalau mules mules santai. Yak, setiap orang kan pengalaman lahirnya beda-beda, ada yang tiba2 ngaburusut, ada yang udah sampe 10 bulan belom mules. Gue contohnya wkwk
Makanya bih, kalau lahiran normal, tanpa perlu kewaspadaan tingkat tinggi, jadilah RSIA Graha bunda pilihannya.
RS Advent, in case of emergency. Yaa abis ini rumah rakit yang notabene depan rumah :")

Nah dengan berbagai pertimbangan yang ada, unexpected things happened.

Cuti hamil 2 minggu sebelum persalinan

Setelah umur kehamilan mencapai 9 bulan, berat rara masih 2,2 kilo.
Sejujurnya gue secara pribadi ga kuatir, kenapa? Karena pas 7 bulan gue sempet ke dr. Nogi di Cimahi. Foto 4 dimensi niatnya, eh terus curhat.
Jadi dari awal hamil, gue selalu periksa di dr. Sofie. Karena mau foto 4d, gue akhirnya jauh jauh ke Cimahi. 

Kenapa? 
Abis gada info lagi di Bandung dimana. Terus ternyata yaa sis, di dr. Nogi, konsul dan USD 4D cuma abis SERATUS DELAPAN PULUH RIBU.

Iyaa kalian membaca itu engan baik, 180rb aja sis di saat jakarta 4D bisa mencapai jutaan rupiah.
Di saat USG 2D sama jasa dokter di Limijati setidaknya 250rb.

Intinya dari hasil periksa, Rara adalah bayi yang cenderung kecil.
Ada dua faktor kenapa bisa kecil, keturunan atau emang ada gangguan. Di kasus gue, sepertinya keturunan karena emang gue juga lahir cuma 2,6 kilo dan tinggi 50 cm.
Dari USG pula, ga ada gangguan di plasenta, oksigen dan aliran darah semuanya baik. Fisik pun baik.

Nah karena merasa bayi sehat, dan sudah di kasih glutrop juga, mulai bulan ke 8 gue sempet periksa di Graha Bunda. Ke dr. Leri. Asli, Alhamdulillah banget ke tiga dokter yang gue datengin ini baiknyaa pake banget yaa Allah. Recomended banget semuanya.

Sampe di bulan ke 8, dr. Leri cuma ngerasa bayi gue kecil. Masih ada waktu 1 bulan untuk naikin bb bayi.
Di bulan ke 9, berat rara cuma 2,2 kilo.
dr. Leri pun mulai kuatir, karena biarpun setelah dicek secara rara dalam keadaan sehat, cuma menurut dr. Leri (dan dokter lainnya yang gue temui juga gitu) sebisa mungkin minimal bayi pas lahir 2,5 kilo. Kalau pas di 3 kilo malah bagus.
Oke, gue disuruh balik ke fetomaternal atau dokter kandungan yang ahli untuk kehamilan beresiko yang dimana dr. Sofie adalah seorang ahli fetomaternal.
Akhirnya balik lagi lah gue ke dr. Sofie.

dr. Sofie juga ga merasa ada yang aneh sama kandungan gue, semuanya baik. Tapi untuk memastikan, akhirnya gue dirujuk ke dr. Yogi. 

Hasil dari dr. Yogi?
Semuanya Alhamdulillah baik.

Akhirnya?
Yaa untuk memastikan semuanya aman, gue balik lagi ke dr. Sofie dengan pilihan utama lahiran di RSIA Limijati.

Nah, ini gue sempet curhat juga sama dr. Sofie. Sejujurnya ingin lahiran di Graha Bunda karena memang biaya. Cuma kalau kasusnya kaya gini, mending di Limijati aja.
dr. Sofie juga bilang, yaa mending di Limijati aja soalnya dokternya udah ada dan dari jarak juga memang deket. Nanti minta kelasnya aja yang turunin ke kelas tiga.

Guenya aja yang emang gabisa, abis kelas tiga tulisannya 6 orang apa yah. Yang ada dipikran gue adalah, itu mirip bangsal dong ._.
Ga kebayang abis lahiran, terus berisik-berisik ramean. Soalnya di Limijati sendiri, sistemnya bayi rooming in atau bareng sama ibunya kecuali ada perlu khusus.

Semenjak hasil periksa itu keluar, gue cuma di wanti-wanti utnuk minum glutropnya dan dilihat perkembangannya setiap minggu. Kalau memang setiap minggu perkembangannya ga baik, mending langsung lahiran aja. Ngapain juga bayinya lama-lama di dalem. Toh mendingan gedein di luar daripada di dalem rahim. Dengan kondisi waktu itu umur kandungan udah 9 bulan 2 minggu, akhirnya gue memutuskan cuti.

Perkembangan rara bisa dibilang baik.
Di usia kandungan 9 bulan 3 minggu, beratnya udah 2,75 kilo dan kondisi ketuban baik plus plasenta udah mulai ada pengkapuran.

Sejujurnya, gue aga ketar-ketir karena suami gue ini pas usia kandungan 10 bulan ada di jadwal shift 2. Gue cuma doa sama ajak ke rara, "Raa keluar yuk pas apih di rumah". Tapi Rara gamau...

Pemeriksaan terakhir

Pas H-4 HPL, hari senin dimana suami gue masuk shift 2 dan gue ada jadwal periksa, gue cuma bilang ke Rara, "Ra, apih shift dua loh minggu ini. Abis dari dokter aja yuk,"
Dan pas periksa di kliniknya dr. Sofie, bener aja ketubannya udah sisa 3 cm yang minimumnya 6 cm.
dr. Sofie cuma bilang, gausah kemana-mana langsung ke RS aja. Bapaknya ambil baju nanti, yang penting abis ini langsung ke RS di induksi.

Dan yap akhirnya kita ke RS.

Proses Induksi

Proses yang gue jalanin sebenernya biasa aja.
Alhamdulillah lancar-lancar aja ga ada drama komplikasi. Drama ada, komplikasinya engga. Jangan sampee Yaa Allah.

Gue cuma wanti-wanti suami dari awal, please nanti jangan kemana mana. Temenin pokoknya. Kalau harus urus-urus, minta tolong sama orang lain. Dan kalian juga harus yaa mentemen, apapun kejadiannya minta suami temenin aja.

Yaa dimulai dari disuruh nunggu, pilih kelas yang ujung-ujungnya gue ambil kelas satu, kemudian ganti baju, terus mulai proses induksi.

Proses induksi ini dimulai dengan pasang selang infus, soalnya induksi gue yang pake infus.
Jarum infus yang dipasang ini ukurannya lebih besar. Soalnya takut harus sesar, supaya gaperlu ganti selang lagi alasan susternya. Oke sip, ga masalah.
Jarum infus yang besar ini cukup agak susah dipasangnya karena pembuluh darah gue ga lurus kalau kata suster yang masang. Jadi agak lama nyari pembuluh yang bisa ditusuk. Sekalinya dapet, deket sama pergelangan. Yaa susternya masang disitu. Dia sanggupnya disitu...

Labu pertama, dosis terendah yang ada.
Aman? Banget! Gue masih bisa ketawa dan segala macem.
Mules? Iya, tapi ga seberapa.
Berapa lama? 8 jam.
Bukaan? 1. Iya satu.

Labu kedua, dosis normal.
Aman? Mulai engga aman. Mulai mules-mules macam hari pertama dapet. Mulai dari sejam sekali, sampe ke lima menit sekali.
Mulesnya gimana? Iyaa kaya dapet pas hari pertama tapi lebih melilit.
Berapa lama? Seinget gue sih kisarannya sama 8 jam.
Bukaan? 2. Yes, you read it right. DUA! Tapi kepala bayi sudah dekat.

Gue masuk rumah sakit sekitar jam stengah lima sore.
Jam 6 mulai induksi, dan dari jam 9 mulai di cek bukaan.
Satu jam sekali ada suster yang datang ngecek kondisi gue dan janin.
Tamu ada sampe jam 11an, setengah 12nya ayah dateng abis dinas dari Yogyakarta dan kita ngobrol sampe jam 1an.
Tidur? Jam dua-an. Itu pun keganggu karena suster datang setiap satu jam.
Subuh bangun dan nyaris ga tidur lagi.

Jam 2 pagi, labu habis. Lanjut lagi sampe sekitar jam 10.

Labu ketiga, dosis normal.
Serius sampe tiga? Iyaa sampe tiga. Sebelum pasang labu ketiga dr. Sofie mampir dan nanya, masih mau coba induksi engga. Yaa karena emmang ke si ibu bikin capek, ke janin pun mengurangi kadar oksiden setiap ada kontraksi. Jd kalau mau dicoba, ini akan jadi induksi yang terakhir dan anggaplah induksi pertama itu pemanasan untuk janin.
Masih berharap bisa lahiran normal, yaa gue menyanggupi.

Capek? Iyaa capek.

Tapi yaudahlah, mau gimana lagi.

Nah begitu labu ketiga dipasang, mules itu langsung hajar ke lima menit sekali. 
Teruuus aja gitu dan akhirnya mulai ada bercak darah.
Intensitas mulesnya pun naik dari lima menit sekali, lima menit dua kali, sampe ke lima menit tiga kali. Bercak darah juga mulai lumayan banyak. Literally kaya pas hari akhir menstruasi.

Mulai jam dua, gue udah yang mulai encok segala macem kan tuh.
Gue pikir dengan makin banyaknya darah yang keluar, makin besar bukaannya. Ternyata?
Masih bukaan dua temen-temen!
Karena ga maju-maju bukaan, yaudah akhirnya diputuskan untuk cesar aja.

Proses Operasi

Labu infusan dicopot bukan berarti ga mules. Ini masih mules les les.
Sampee masuk ke ruang operasi jam stengah 6 sore gue masih mules les les...

Jam 5 kurang, gue tes alergi obat bius.
Disini gue nangis, ya iyaa lah.
Aseli gue udah capek, ngantuk, nahan mules, dan tes alergi obat bius adalah suntikan paling perih yang pernah ada. Gimana ga kesel?
Nangisnya ga yang meraung-raung kok peps, cuma yang nangis kesel aja terus perih pula :/

Setelah dinyatakan aman dengan obat bius yang akan dipakai, jam stengah 6an gue masuk ke ruang operasi.
Di ruang operasi, masih perih donggg itu suntikan tes alerginya.
Terus tau ga apa yang bikin kesel?
Tangan kiri gue, ditempat infusan bengkak.
Untuk operasi gue kudu dipasang infus ulang. Yaa kan kesel ga tuh, kemaren kan gue dipasang itu dengan alasan supaya ga disuntik ulang. Karena pasangnya ga bener, akhirnya gue kudu dipasang di tangan kanan.

Kebayang ga tuh?
Mules mau lahiran yang 5 menit 3 kali.
Perih suntikan tes alergi.
Plus kudu pasang selang infus baru dengan tiga suster nungguin. Satu megangin tangan kiri, satu megangin tangan kanan, satunya megangin perut.
Karena masih mules gue cuma bilang, "Boleh ga pasang sama lepasnya pas ga lagi kontraksi?"

Luckily, yang di ruang persalinan ini penanganannya baik banget.
Cabut dan pasang infusnya ga berasa dan mereka paham kapan gue lagi kontraksi dan engga. Yaa wayahna sih, tapi setidaknya ini membuat gue lebih tenang setelahnya.
Labu-labu dan obatan infus sebagian dipasang di ruang persiapan.
Setelah dokter siap, gue dibawa tuh ke ruangan operasi. Pas sambil jalan gue denger salah satu perawat bilang, "Ini suaminya ga ikut?"
Iyaaa gue mah pasrah aja dalam hati, mau ikut mau engga bebas.
Tapi perawat satunya bilang, "Engga tau, tapi kan prof. suka ga mau,"

Nah ini gue gatau mana yang bener. Menurut suami, dia mau masuk tapi katanya disuruh beberes dulu. Pas kelar beberes, eh udah gaboleh masuk.
Makanya nih yaa tolong untuk suami-suami di luar sana, kalau istri lagi lahiran, disuruh kemana-mana jangan mau. Minta tolonglah sama saudara yang bantuin jaga untuk urus ini itu. Gue udah wanti-wanti ke suami dari awal, kalau ada apa-apa intilin aku pokoknya. Minta tolong ke yang lain kalau ada perlu, and he didn't do it.
Ga salah kok, cuma hanya untuk dijadikan pelajaran yaa peps.
Karena kasian anaknya nanti yang pertama nge-adzanin bukan ayahnya langsung.

Balik lagi ke cerita operasi,
Gue masuk ke ruang operasi dan asli itu dingin banget!
Disitu dokter anaknya, prof. Dadang udah standby. Beliau deketin gue dan ngenalin diri. Sopan banget dan penyampaiannya adem.

Karena gue mulai menggigil, gue ngobrol sama suternya.
Boleh ga sih dinaikin suhunya? Ga boleh peps, itu emang standar ruang operasi untuk mencegah bakteri dsb berkembang.
Terus karena masih kontraksi juga, gue nanya lagi nanti ini perut mules sampe kapan sih? Yaah nanti juga ga akan mules lagi.
Ga lama dokter anestesinya bilang, "Bu ini saya kasih obat penenang yaa, supaya ibu ga tegang banget."
Gue yaa oke oke aja.

Heem yasudah gue sudah mulai menyiapkan diri tuh. Terus karena persiapannya lumayan bikin ngantuk, yaa gima engga kan udah capek, kesel, dingin, tinggal tidur deh;
Terus mungkin dokter ini engeh banget gue ngantuk yaa, dia sampe bilang, "Bu kalau mau tidur, tidur aja gapapa."
Gue heran, perasaan cesar dari cerita orang-orang si ibunya disuruh melek.
Lalu gue nanya balik, "Serius dok, emang gapapa?"
Dokter jawab, "Gapapa bu, nanti saya bangunin kalau anaknya udah mau keluar."

Terus?
Yaa udah gue tidur. Ngapain lagi abisnya, toh gue cuma disuruh diem ._.

Gue kebangun pas dokternya bilang, "Bu bangun, ini anaknya udah mau lahir," si dokter pun ulai dorong-dorong perut gue dari atas. FYI, posisi dokternya duduk di sebelah kanna bahu gue.
Lalu gue dengan polosnya bilang, "Seriusan dok?"
"Iyaa, ini kepalanya udah mau keliatan," sambil dorong-dorong perut.
Lalu gue denger tangisan bayi...
"Waah kenceng banget suaranya," itu kalimat yang gue denger dari dokter sama perawat yang ada di ruangan.
"Selamat yaa bu, bayinya cantik, sehat sempurna," itu yang gue denger. Gue juga denger kalau rara lahir jam 19.07
Heem 7.7 berarti πŸ‘Έ

Nah setelah rara dibersihin, langsung IMD tuh, dan rara dengan cepetnya langsung nyusu.
Yaa emang sih karena cesar, langsung diarahkan ke dada, jd IMDnya cepet banget gasampe lima menit.
Normalnya IMD bisa sampe 2 jam peps.
Rara langsung diambil karena rara kecil, cuma 2,56 kilo. Jadi harus segera di cek ini itu.

Abis itu gue masih ngerasa kalau perut gue lagi diobok-obok. Sejujurnya gue juga penasaran dan pengen banget liat perut nganga pas cesar tuh kaya apa. Gue coba intip dari lampu operasi tapi ga keliatan 😞
Akhirnya, gue tidur lagi ._.

Gue bangun pas udah di ruangan pemulihan.

Sedih ga harus cesar?
Engga, ga sedih. Kenapa harus sedih? Toh sama sama ngelahirin ya kan πŸ˜‡

Besok-besok pilih cesar atau normal?
Nyobain normal sih pengennya, biarpun hati kecil ini agak takut kalau harus jait sana-sini. Tapi kalau emang ga bisa atau disuruh induksi dulu, moon maap nih dok cesar aja 😌

Begitulah kurang lebih cerita pengalaman proses lahiran Rara.
Sejujurnya ini berkesan karena ke koplakannya. Dari lahiran ini gue ngerasa ini tuh ga seserem apa yang dibilang orang.

Dulu jaman temen-temen gue mulai mau pendadaran atau sidang akhir pas S1, mamahnya temen gue, Rosa, pernah bilang gini, "Santai aja mbak, sidang ga seserem ngelahirin."
Lalu alhamdulillahnya sidang S1 dan ngelahirin ini prosesnya berjalan baik dan lancar.
Semoga sidang S2 juga yaa Allah...

Sepatah duapatah kata untuk calon ibu,

Jadi buat temen-temen yang kata dokternya baiknya caesar, gausah sedih dan kecil hati. yang penting anak kalian sehat dan kalian sehat.
Jangan lupa, kalian juga harus mencari support system sendiri.
Lingkungan julit? Tutup aja pintu rumah sampe kalian siap mental.
Orang tua atau mertua julit? Jauh-jauh dulu aja deh mendingan. Bilang ke suami, dan ini gue serius. Harus belajar ngomong tentang apa yang kalian rasain ke suami.
Suami ga pengertian soal jaga bayi newborn? Yaudah ngotot ke suami minta dibayarin babystitter/ siapapun yang menurut kalian bisa bantu kalian.

Yang paling penting, 

Dear para suami plis yaa baca dan belajar soal proses lahiran.
Tanya ke istri kalian perlu apa, jangan urusin orang lain dulu.
Jadilah support system yang bisa diandalkan istri kalian.

Terus buat kalian yang temennya mau lahiran, nanti aja ditengoknya yah. Kalau bayi udah sebulanan atau kalian emang udah diundang sama ibu nya. Biarin dulu ibunya "bernafas" dan terbiasa sama keadaan baru ini.

Tuesday 22 January 2019

Review Rivera Luminous Micro Powder

Halo peps,
Review pertama gue di tahun 2019
Sebenernya ini adalah review yang harusnya gue buat dari 2018 sih, cuma karena ada keperluan keluarga yang sangat mendesak dari awal tahun ini, akhirnya review ini ketunda :")

Di akhir 2018, Rivera Cosmetics mengeluarkan produk baru!
Luminous Micro Powder.
Yap, sesuai namanya produk ini adalah Loose Powder, which is mean this supposed to be save for oily or combo skin and non-comedogenic.

Dari situlah gue mulai coba-coba nih peps sebagus apa produk ini.
Hampir tiap hariii gue pake produk ini malahan jadinya.
Jadi mangga melipir yaa kalau kalian penasaran!

Ps. Biarpun dikasih, apa yang gue tulis adalah pure pendapat gue dan bener-bener jujur 😘

Overview

Mari kita mulai dari yang terdasar ya peps, seputar produk ini dan seputar Rivera.
Sejujurnya merek rivera ini bukan merek baru buat gue. Dari jaman kuliah gue udah kenal sama foundation mereka which sadly, gue ga begitu suka. Dulu loo yaa, sekarang foundation yang gue pake udah ga ada dan digantikan dengan yang baru. Dari situ gue udah ga pernah denger brand ini lagi.

Desember kemarin, gue dapet Luminous Micro Powder dari Rivera, ga tanggung-tanggung sis. Semua shade gue dikasihnya.


Claim dari websitenya sendiri adalah:
Rivera Luminous Micro Powder, silky powder with a touch of sheer coverage to set make up for long lasting wear. This professional-quality powder with non-comedogenic, non-caking, and oil control formula, formulated to be completely translucent on medium-deep to the deepest skin tones, ensuring that every skin tone gets a perfectly flawless, translucent finish.

Ingredients

Mica, Talc, Corn (Zea Mays) Starch, Titanium Dioxide, Zinc Oxide, Boron Nitride, Triethylhexanoin, Hdi/Trimethylol Hexyllactone Crosspolymer, Lauroyl Lysine, Dimethicone/Methicone Copolymer, Fragrance, Nephrite Powder, Propylparaben, Methylparaben/ Tocopheryl Aceatate, Silica, Isopropyl Titanium Tiisostearate, Hydrogen Dimethicone, CL 77492, Cl 77491.

Dan FYI peps, gue adalah orang yang suka sama bedak tabur yang ada Corn Starch di kandungannya. Karena gue tau manfaatnya si tepung jagung ini untuk mengontrol minyak dan jerawat. Makanya nih pas liat ingredients-nya bikin gue berharap lebih.

Harga

Produk ini di banderol dengan harga Rp 126.000. Lumayan untuk sebuah produk lokal. Biasanya bedak lokal dengan harga segini gue kategorikan sebagai bedak lokal high end. Ini juga nih yang sejujurnya bikin gue banyak berekspektasi dengan produk ini,

Packaging

They come with a black carton box yang bikin gue merasa waaaww okaay lux!
Pun pas gue liat kemasan mereka.
Simple dan tutupnya yang matte bikin keliatan high end biarpun itu kemasan plastik.

Jadi secara first impression, gue bener-bener berekspektasi banyak sama produk ini.

Shade

Seperti yang gue bilang sebelumnya, gue dapet tiga shade. Mari kita bongkar satu-satu.

01 Soft Honey

Ini shade termuda mereka. Kalau di bandingin sama kulit muka, sejujurnya ini menurut gue yang paling pas. Cumaa peps, kalau gue bandingin sama warna tangan, jadinya jauh banget nanti. Akhirnya, gue pake produk ini buat highlight poin-poin tertentu dan baking.


02 Natural

Shade ter-netral kalau menurut gue, yaah semacam shade bedak terumum. Sesuai sama namanya, natural. Ini sedikit lebih gelap dari kulit muka, tapiii kalau gue pake dan nanti disandingkan dengan muka, jadinya ga begitu jauh. Makanya gue memutuskan warna ini untuk jadi shade utama gue.


03 Sand Beige

Warna terakhir, warna paling tua mereka. Loncatnya pun menurut gue cukup jauh. Menurut gue, shade ini cenderung sawo matang yang agak gelap. Sebenernya kalau disandingkan sama tangan, warna ini paling cocok. Tapi kalau dipake di muka, jadinya malah kusam karena memang shadenya jauh sama warna muka gue.


Tapi peps, despite of being too dark, gue menemukan manfaat lain dari shade ini. Shade nomor tiga akhirnya putuskan untuk menjadi bronzer atau semacam shading sederhana. Sebatas shading yang akan memberikan kesan tiga dimensi yang lebih baik daripada sekedar ga shading sama sekali.
Keunggulannya kalau pake bedak ini buat shading, gue ngerasa di muka lebih ringan jatohnya daripada pake shading beneran, plus lebih natural dan tampak cantiknya tuh effortless.

In Comparison

Bare Face - Nomor 01 Soft Honey - Nomor 02 Natural - Nomor 03 Sand Beige
Secara sekilas, ini emang ga begitu terlihat, tapi kalau kalian perhatikan baik-baik, shade nomor 1 terlihat buat muka gue lebih terang dan shade nomor 2 semacam my bare face but better. Shade nomor 3 sendiri ini terlihat kuning kalau di foto ini.

How It Performed

Sekarang, sudah sebulanan gue pake produk ini. Gue amati baik-baik, resapi, dan coba pahami produk ini baik-baik. Sejujurnya gue ngerasa puas sama produk ini. Jadi yaa inilah contoh "Ada harga ada rupa," yaa peps.

How to Use and How It Goes

Poduk ini sudah dilengkapi dengan puff bulu bulu halus di dalamnya. Jadi bukan spons biasa yaa peps. Kalau dari websitenya kita cukup menggunakan puff yang disediakan.

Sejujurnya, gue bukan fans puff. Karena kadang, gue yang gabisa kontrol sebanyak apa bedak yang nemplok. Cuma sepertinya untuk beberapa bedak tabur, puff malah ngebantu gue untuk mengaplikasikan bedaknya dengan baik. Biarpun tetap, in most of the times I neglect the puff or spons.

Nah gue udah nyoba dua cara, pakai puff bawaan atau pake brush.
And yes they both worked well.
Dan yang bikin gue makin suka sama puff mereka adalah, biarpun warna puffnya putih, puff ini mudah dicuci peps. It's a plus!

Setelah gue pake, produk ini bagus banget buat ngelock foundation atau base make up lain. Bener-bener flawless dan gue juga kagum. Tahan seharian malahan peps. Jadi gue sempet cobain pas dapet dan pas ga dapet. Yaa emang beda sih kalau ga kena air sama sekali lebih awet. Cumaa dipake wudhu juga tetep powdery gitu pas udah kering mukanya. Cucok banget!

Gapake touch up pun bisa tetap syantik!

Claim vs Fact

non-comedogenic,
non-caking,
and oil control formula,
perfectly flawless and translucent finish.

Pros:

Kemasan cucok meong
They don't lie with their claim! Yaa menurut gue ini adalah sesuatu banget.
Puff mereka mudah dicuci
Wanginya enak tapi ga nyengat

Cons:

Harganya lumayan biarpun itu emang sepadan dengan hasilnya dan gue pun dengan senang hati ngeluarin harga segitu buat bedak ini.

Cumaa ya gitu peps, ga semua orang bisa mengentengkan uang segitu untuk bedak yaa kan :)

Conclution

Jadi peps, kalau kalian emang harus pake bedak atau dandan setiap hari dan butuh suatu produk yang bisa kalian andalkan dan punya keuangan yang mencukupi, gue rekomendasiin produk ini pake banget.

Repurchase?

Waiyaa jelas. Shade nomor 02 sama 03 nya kalau sudah habis, ku pasti repurchase.
Alesannya simple, karena emang cocok banget.

Buat warna 02 gue bakal repurchase karena emang warena warnanya cocok. Kalau yang 03 karena ini buat bronzing cucok. Jadi macam shading ala-ala artis korea selatan gitu xixixi

Doing simple shading trick with the powder πŸ’—

Bisa Beli Dimana?

Produk ini bisa kamu dapetin di toko-toko kosmetik langganan kamu kok peps, atau kamu juga bisa beli online di sini:
JD.ID * Shoppe * Tokopedia * Blibli

Mangga di pilih yaa peps :)

Jadii yaa segitu dulu ya peps review kali ini <3
Semoga manfaat!