Thursday 30 November 2017

ZAP Underarm Hair Removal Review di ZAP Bandung - Update

Haii peps!
Another review is coming!
Yap kali ini gue mau update soal underarm hair removal di ZAP Bandung. Untuk kalian yang belum baca postingan pertama yang gue buat, kalian bisa cek di sini!

Update-an kali ini, aku mau bahas soal apa yang terjadi begitu kalian ga rutin melakukan hair removal sebulan sekali. Jadi kalau kalian mau tau soal proses, enak engganya, gimana tempat serta pelayanan di ZAP Bandung, kalian bisa cek ke postingan pertama tadi ya peps :)

Karena beberapa hal, sering banget gue ke skip tratment selama hampir 3 bulan. Yang artinya garansi dari ZAP ini juga batal. Biarpun begitu, sejujurnya gue selalu puas setiap habis treatment ke ZAP.

FYI, ZAP kasih garansi kalau kalian rajin treatment maksimal 6 minggu, setelah 8 kali tratment dengan rutin tapi masih tumbuh bulu, kamu bisa mendapakan treatment dengan setengah harga.
http://zapclinic.com/menghilangkan-bulu-permanen-zap
Screenshoot hasil akses tanggal 29/11/2017

Balik lagi ke soal tratment Underarm Hair Removal yang aku lakuin, ini yang terjadi waktu kamu skip tratment dan tidak mencukur.
http://zapclinic.com/menghilangkan-bulu-permanen-zap
Screenshoot hasil akses tanggal 29/11/2017
Does it happen?
YES!

Sambil curhat yah, kemarin karena repot akhirnya gue skip lah itu laser underarm sudah hampir 3 bulan. Lama ya sis :")

Rambut akan kembali tumbuh tapiii lebih halus dan lebih lambat, meskipun hasilnya bervariasi. Jangankan tiap individu, gue ketek kiri dan kanan pun beda.xixixi

Di ketek kanan, bulu tumbuh tapi selama dua bulan bahkan setengah cm pun ga sampe. Kaya beberapa hari setelah cukur. Anehnya itu terjadi selama dua bulan. Biasanya kalau cukur, gue seminggu sekali udah gemes. Anyone?

Di ketek kiri, bulu tumbuh halus tapi subur dan memanjang. Karena dua bulan sudah lebih dari satu cm dan gue belum juga ada kesempatan buat ke ZAP biarpun lewat setiap les di PVJ, jadi lah akhirnya setelah dua bulan ga cukur, gue memutuskan untuk mencukur bulu ketek kanan dan kiri. Ga tahan!

Dan ini yang pengen gue ceritain, what happened if you shaved?

Gue sejujurnya agak ngerasa aneh. Setiap selesai cukur karena kelupaan tratment (udah dua kali) gue ngerasa bulu tumbuh normal.
Ga selambat kalau kita treatment.
Lambat sih, mengingat dari bulan kedua sampai bulan ketiga ini gue cuma cukur sekali, tapi ga selambat setelah treatment.

Yang gue gemas, bulu tumbuh lebih tebal karena si akar ga kecabut.

What happened if you pluck or wax the hair?

It has been so long since I pluck or wax underarm hair. Alesannya karena bikin gatel pas mau numbuh. Tapi pernah sih sekali wax sama nyabut, gue ngerasa ketek lebih mulus karena emang bulunya beneran ke cabut semua). Cuma yaa gitu ga enaknya, tumbuh lagi dan sama aja tebelnya kaya cukur. Ga sehalus kalau treatment.

Final verdict:

Gue harus mencoba rutin. Kalau bisa ambil paket yang tahunan. Ini wothed banget (soalnya yang life time udah ga ada, tapi setahun itu jatohnya kalian dapet diskon 50%).
Sejujurnya penasaran sama hasil kalau udah setahun. Setelah diingat-ingat, gue memulai ZAP juga karena liat video Youtuber asal Australia, Wengie. Di videonya, dia jawab pertanyaan orang, "kok itu ketek mulus," dan jawabannya adalah laser hair removal. See it here...


Gue pun sampai pernah minta beliin ke suami alat laser hair removal yang bisa dipake di rumah loh. Setiap ayah ke Singapura juga pengen nitip tapi atuhlah bapak-bapak mana ngerti ginian :")

Saran untuk yang mau ke ZAP

Good for you!
Ini nolong banget buat yang mudah gemas sama bulu-bulu.

Tapi kalian harus inget, perawatan apa pun tetap perlu maintenance yaa peps. Aku saranin kalian ambil paket underarm sekalian yang setahun. Biaya pendaftaran 500rb, biaya paketnya 999rb. Kalau kalian punya CC BCA malah lebih bagus, bisa dicicil 3 kali. Jadi kalian bayar 500rb per bulan tapi bisa merasakan manfaatnya selaa 12 bulan kedepan.

Menarik bukan?
Aku mah apa, ngajuin CC BCA ditolak, cuma bisa berharap dari kartu anak ._.
Nabung dulu aja yaak.

Kalau misal kalian gamau beli yang setahun dan mau coba dulu, gapapa coba aja beli sekali. Atau beli yang series, dari 1jt jadi 975rb. Bisa buat dipake perawatan apa aja yang harganya 250rb asal tetap 4x.

Kenapa sih harus paket?
Karena kalau beli paket, kalian bisa booking sementara kalau ga paket gabisa booking.

Oh dan kalau sudah booking, jangan telat atau reschedule kurang dari satu jam sebelum janji. Soalnya kalau engga bisa di anggap datang biarpun kalian ga dateng :")

And yap that's all yaa peps for the updated review on ZAP Underarm Hair Removal Review.

Oh iya gue kebetulan les di PVJ dan ada ZAP disana. Jadi biasanya sekalian les sekalian kesana. Tempatnya pun enak, bersih, wangi, dan pelayanannya paling mantep di antara semua ZAP outlet yang pernah gue datengin.

Wednesday 29 November 2017

What I Learned From: Sholat berjamaah

Oh hi peps! How are you?
It’s been like ages since I wrote this blog and I’m sorry for my blog.
If you are wondering, kenapa tiba-tiba gue buat posting dengan judul kayak gini, heem all I can say is, “I just want to share.”

Postingan ini murni dibuat dari apa ang gue sadari semenjak menikah. Why? Setelah menikah, Alhamdulillah hampir setiap hari ada aja sholat jamaah. Subuh sama Isya paling sering. Kalian tau kan kalau kedua sholat ini adalah sholat yang paling susah untuk dilakukan? Makanya nih, ayat atau hadist yang bilang menikah itu menyempurnakan agama menurut gue bener banget.

Sebelum lanjut membaca ada klaim yang ingin gue buat.

Pertama, level ilmu agama gue sesungguhnya mungkin jauh di bawah kalian yang lagi baca ini. So, I kindly ask you to correct me if I’m wrong. In polite manner, preferably.
Kedua, tulisan ini dibuat berdasarkan apa yang gue rasakan. Pengalaman spiritual orang beda-beda and appreciate difference.
Ketiga, perhaps, seperti yang gue bilang di poin kedua, di tulisan ini gue mencoba menuliskan pake logika. I know agama is not a logic manner, tapi tolong dianggap ini sebagai hikmah sholat berjamaah yang gue petik.

and here they are...

Hal yang paling pertama gue rasakan adalah belajar sholat dengan lebih tertib. 

Iya tertib, tumaninah, yang merupakan rukun sholat ketigabelas. Pernah ga sih kalian ngerasa sholat diburu-buru padahal kita seharusnya meresapi setiap gerakan dan kalimat yang kita ucapkan dalam bahasa arab?
Nah ini, dengan sholat berjamaah kita “dipaksa” mengikuti ritme si Imam yang seringkali lebih santai daripada waktu kita sholat sendiri.

Bisa jadi lebih cepet sih, I’ve been there before dan rasanya capek sholat Isya plus teraweh 23 rokaat dalam waktu setengah jam? Yep, I told you I’ve been there. Gue sendiri tipikal orang yang sholat relatif cepet. Engga tergesa-gesa, tapi cenderung cepet. Waini, waktu sholat teraweh yang kayak gitu rasanya takjub ada yang super express. Alhasil gue pindah masjid besoknya.

Balik lagi ke ritme Imam yang kebanyakan lebih pelan. 

Inilah yang membuat gue menyadari hal yang kedua yaitu, dengan sholat jamaah kita bisa menyempurnakan gerakan sholat.

Kenapa?
Karena kita punya comparison di depan mata (iyaa soalnya kalau jamaah di rumah sama suami kan cuma berdua). Gimana posisi kaki, gimana letak tangan, dan gimana-gimana hal lainnya yang kita secara ga sadar jadi perhatiin. Ini membuat gue justru mencari mana yang benar, mana yang salah. Membuat gue berpikir keras apakah gerakan sholat gue udah sempurna belum sambil pelan-pelan mengingat-ingat semua ajaran tentang gerakan sholat yang mungkin belum gue amalkan.

Jadi kalau kalian suka yoga dan kalian paham dasarnya, kalian pasti paham dong hubungan gerakan sholat dan yoga? Yup selamat, dengan melakukan gerakan sholat dengan lebih sempurna maka secara ga langsung kalian melakukan gerakan sederhana yoga. Oh iya, gerakan sujud bagus loh buat ibu hamil. Bisa membantu mencegah posisi bayi sungsang!

Hal selanjutnya yang bisa gue rasakan adalah memperbaiki bacaan/hafalan Al Quran. 

Seorang Imam emang indeed diharapkan lebih baik ilmu agama dan bacaan sholatnya. Tapi ga menutup kemungkinan Imam bisa salah. Apalagi kalo Imamnya laki-laki kan? If you know what I mean.


Nah Bahasa Arab sendiri menurut gue adala bahasa yang paling ribet. Salah panjang pendek bisa jadi masalah. Makanya sekarang kalau sholat jamaah, terutama sholat yang Imamnya dianjurkan untuk memperkeras suaranya, gue jadi sering memperhatikan bacaannya. Apakah sama dengan apa yang ada diingetan gue. Kalau beda, gue cek mana yang bener.

Terus kalau udah tau yang bener yang mana diapain?
Heem, kalau imamnya adalah suamiku atau aku mengenalnya, maka aku akan memberikan informasi yang tepat kepadanya. Jika bukan dan aku tidak mengenal imamnya, maka akan kujadikan pelajaran supaya besok-besok pelafalan ayat Al Quran yang aku ucapkan menjadi sempurna. (dibaca ala ala Dayang Sumbi waktu menyebut sumpah sebelum dia ketemu sangkuriang)

Next, belajar menikmati waktu.

Kok bisa?
So, even in the most hectic day, we are “being pushed” to do it. Mencuri waktu. Well seharusnya pekerjaan itu imbang sama waktu ibadah, tapi namanya manusia dan dunia, seringkali kita justru mencuri waktu sholat untuk bekerja. Gue selalu merasa kalau Allah itu baik banget karena selalu menegur gue dengan cara yang baik. Waktu gue kecapean, gue dikasih sakit dan setiap sakit itu pula gue sadar kalau gue memang perlu istirahat.

Sambil sedikit curhat, pernah ga sih kalian merasa hidup kalian berjalan dengan begitu cepat?
I do in so many times, even now. Itu wajar karena waktu emang berjalan.

Ritme hidup gue semenjak mendekati lulus kuliah bisa dibilang ngebut. Bayangin nih, gue wisuda selasa dan tadinya gue berencana pulang kerumah di hari sabtu. Apa boleh buat malahan besoknya (atau malah hari itu juga) gue langsung pulang dan meninggalkan kosan begitu saja.

Ga cuma itu peps, gue langsung kerja di hari seninnya. Jadi bener-bener gada waktu tunggu dan waktu ngaso di rumah. Lalu selanjutnya gue disibukkan dengan wara wiri dunia kerja. Ga lama kemudian, udah lebaran aja dan tau-tau gue sudah “diminta” oleh keluarga suami gue. Lalu Oktober udah dapet gedung buat nikah, Desember tunangan, dan gue memulai awal tahun denganpindah kantor. Selesai kerja di moeslema.com tanggal 28 Februari dan tanggal 1 Maret-nya udah masuk di kantor baru. Luar biasa ga tuh? Terus dari situ hidup gue dipenuhi bolak balik Jakarta-Bandung setiap weekend buat urus nikahan. Lalu tau-tau Juli dan tau-tau sekarang udah November lagi.

Terus hubungannya apa?
Nah dengan sholat jamaah, selain tiga hal yang gue sebutkan di atas, gue ngerasa punya waktu lebih buat merenung dan curhat sama Allah sambil sholat.

Kok bisa?
Lha iyaa wong sholatnya lebih santai, lebih tertib, lebih meresapi bacaan. Gimana engga?
Begitu selesai baca bacaan sholat dan punya waktu lebih karena imam belom selesai (pas sholat jamaah zuhur dan ashar) gue sering banget ngerasa itu adalah waktu buat berfikir soal kehidupan dan reflect on what we already did. Kalau ada salah yaa tentunya sambil minta maaf dan kalau ada yang menyenangkan yaa sambil bersyukur. Sesederhana itu sih.

Hal terakhir yang gue pelajari sampai saat ini dan InsyaaAllah akan terus bertambah adalah itu "me time terbaik sama suami"

Dan yap, pacaran setelah menikah itu memang lebih baik, nyaman, dan enak ketimbang sebelum menikah. Sejujurnya dengan status sebelum menikah yang belum jelas, bahkan pegangan tangan pun rasanya ga tenang. Kalau udah nikah? Bebas sis.wkwkwk
Tapi tapi daripada sekedar physical contact yang umum dilakukan asangan, menurut gue sholat berjamaah itu adalah hal yang paling nyaman. Ibadah dalam ibadah, that some sort of feeling. Sholat bareng, ngadep ke Allah bareng, dan yang paling seneng doa bareng.
It's more than just sholat bareng pacar and I mean it!

Lalu sepertinya sudah sampai disitu dulu apa yang gue bisa ceritakan ke kalian. Ada yang bisa kalian share ga soal hikmahnya sholat jamaah? Komen yaa di bawah!

PS: Yap memang baiknya suami sholat jamaah di mesjid. Bukan di rumah. Sebisa mungkin suami juga gue anjurkan ke mesjid. Tapi karena suami berangkat abis subuh dan pulang juga melewatkan adzan isya di jemputan kantor, jadilah akhirnya bareng terus di rumah. Tapi kalau lagi hari libur, biasanya suami subuh di mesjid.


Thank you

Wish you another cherish day peps!