Ini sudah bulan Mei 2020, terakhir ada posting bulang september 2019. Lama banget ga tuh?
Gue butuh tempat kerja, semoga semuanya cepet normal yaa peps.
Kali ini gue mau membahas sesuatu yang sungguh menggelitik hati perempuan.
SELULIT DAN STRETCH MARK!
Eh emang beda?
Dari beberapa referensi yang gue baca sih beda.Selulit itu semacam lemak yang masuk ke suatu jaringan di bawah kulit, kalau dilihat semacam kulit yang bergelombang.
Stretch mark itu guratan yang warnanya putih kemerahan.
Selulit dan strecth mark, sepanjang pengetahuan gue itu adalah hal yang biasanya muncul karena badan kita mengalami perubahan bentuk sementara kulit kita ga siap akan perubahan itu (bisa jadi juga karena penyebab lain macam genetik, dll)
Sebelum lanjut, harap diingat bahwa ini berdasarkan pengalaman yang gue alami sendiri perihal selulit dan strecth mark yaa gaes...
Sumber |
Kalian punya selulit dan strecth mark?
Oooo jangan sedih sodara-sodara, kalian ga sendiri!Saya punya juga, dan banyak orang lain yang punya.
Jadi, gue sejujurnya ga sadar kalau gue punya selulit sampai entah-gimana-ceritanya, waktu kuliah temen gue bahas soal selulit. Lah disitu gue baru sadar kalau gue punya selulit (atau itu stretch mark? atau malah kombinasinya yah? soalnya guratan tapi putih). Bhaiq...
Gue cari cari di internet, penyebab yang umum disebutkan adalah seperti yang gue bilang sebelumnya. Perubahan bentuk badan tapi kulit kita ga siap.
Kulit ga siap itu gimana?
Nah, dari yang gue pahami intinya kulit kita ga cukup elastis untuk mempertahankan bentuk aslinya. Jadi muncullah si selulit dan strecth mark ini.
Lalu gimana sejarah selulit dan strecth mark gue?
Setelah gue pikir-pikir, yaa wajar sih.
Karena kondisinya adalah gue inget betul itu sekitar dua tahunan setelah gue masuk kuliah. Dimana 1 tahun pertama gue kuliah itu berat gue naik 12 kilo. Dari 46 kilogram, jadi 58 kilogram. Luar biasa bukan?
Untung aing tydak bekek-bekek banget :")
Setahun berikutnya yaa badan gue mulai naik turun dan sampe lulus stuck di kisaran 53-55 kg.
Selanjutnya sekitar 20 bulan lalu, anak ambu lahir.
Bukan kaleng kaleng yaa shay naik bb nya. Awal nikah berat gue 50 kilogram, pas awal hamil berat gue 53 kilogram, pas bulan akhir lahiran atau di Agustus 2018 berat gue ada di 75 kilogram.
Yaasshh gaees 75 kilogram!
Selama hamil, gue ga engeh sama sekali kalau gue punya selulit dan strecth mark. Sampe pas hari ke dua gue di rumah ibu bilang, "Kak kamu kakinya jangan lupa dikasih handbody. Itu ada selulit loh di kaki." (maksud ibu gue adalah strecth mark btw.
Gue kaget.
Lah gue ga engeh dong di betis ada strecth mark...
Selama ini gue fokus sama perut doang...
Gataunya ada dong selulit dan strecth mark di pinggang, pantat, paha, dan daerah berlemak lainnya.
Dari situ lah gue baru engeh kalau gue harus melakukan sesuatu biarpun sejujurnya agak hopeles...
Terus sekarang?
20 bulan kemudian,
strecth mark di hampir semua bagian gue memudar,
selulit di paha bisa dibilang terlihat nyata, teksturnya 70% ketimbang waktu awal gue liat kondisi selulitnya,
selulit dan strecth mark di pantat secara overall juga sama kaya yang di paha. 70% ketimbang kondisi awal.
Inget yaa gengs, selulit dan strecth mark untuk hilang itu susah tapi masih mungkin untuk memudar. Mengingat gue bisa dibilang intens ngerawatnya paling cuma 12 bulan plus dengan ala kadarnya, sejujurnya gue puas sama hasilnya.
Kok bisa puas sih? Orang masih 70% gitu!
Gue cuma pake lotion yang biasa gue pake, bio oil, dan pakenya jarang sekali 2 kali sehari. Dari 12 bulan, mungkin sebulanan yang bener-bener niat dan itu berasa banget hasilnya signifikan pas gue serajin itu.
Plus, sisa 70% ini yaa gengs, karena warnanya udah sama kaya kulit, jadi dari jauh udah terlihat "normal" gitu loh. Bahkan kalau gue berdiri, selulit di paha tuh ga keliatan.
Kondisi before afternya kurang lebih begini.Tapi dengan catatan, punya gue tuh hampir ga ada sisa warna merah-merahnya tapi teksturnya masih keliatan.
Sumber |
Terus apa yang gue lakukan dan tips untuk menghilangkan selulit dan strecth mark?
1. Mencegah itu lebih baik!
Yap, ga ada lagi gengs yang paling tepat selain mencegah. Seperti yang gue bilang, pas hamil gue terlalu fokus sama perut. Lupa kalau ada paha, betis, pantat, dan bagian lain yang ikut meregang. Alhamdulillahnya perut gue sangat muluuuus biarpun masih buncit dan bercodet wkwk.
2. Rajin pakai Lotion
Ga bisa gue pungkiri, krim khusus anti selulit itu ga murah. Yang paling murah gue temui masih di 70rban sekitar 100-an ml. Jadi kalian bisa pake handbody yang melembabkan. Apapun karena koentjinya adalah kulit kalian harus lembab.Sumber |
Gue inget salah satu temen sma gue selalu pakai minyak kayu putih di pantat kalau malam karena dia bilang diajarin ibunya supaya ga punya selulit nanti. Setelah ada kejadian begini, gue baru paham how does it works.
Lotion yang gue pake itu Nivea dan Victoria Secret. Menurut gue, yang Victoria secret parah banget sih enaknya. Wanginya awet dan lembab seharian.
3. Kalau ada dana, pakai produk khusus.
Yap, produk khusus ini punya kandungan yang seharusnya sih lebih ampuh. Biarpun balik lagi, hasilnya bisa bervariasi bergantung pada kondisi diri pemakainya.Cocok cocokan itu pasti.
Ini kenapa gue bilang, kalau ada dana baru pakai produk khusus.
Produk khusus yang gue pake cuma Bio oil dan ini bisa gue bilang ampuh untuk mencegah selulit dan strecth mark.
4. Scrub nolong juga loh.
Ada yang bilang scrubing ngebantu karena cara kerja mereka itu adalah merangsang pembentukan kolagen karena adanya pijitan dan sebagainya. Gue pribadi sih ngerasanya scrub ini ngebantu nolong gue menghilangkan warna merah dari strecth mark.
So that's all. Classic banget yaa tipsnya, but hey it works!
Semangat yaa peps buat membasmi selulit dan strecth marknya.
Good luck!
No comments:
Post a Comment
apa pendapat kalian??