Showing posts with label What I Learned From. Show all posts
Showing posts with label What I Learned From. Show all posts

Tuesday, 9 February 2021

Hi Hello. 2020 in recap and 2021 here we go!

 Haloo Peps,

Entah sudah berapa lama gue mampir di awal tahun untuk menulis di blog ini lalu menghilang.


How's your 2020?

It was sort of hit me a bit hard. The Covid-19 spread, most wedding got canceled hence I almost got no order for the wedding souvenir,  and finishing up my thesis took a bit of time.


BUT despite everything, I know in 2021 we could stand stronger and shine brighter. To sum up, the bright side of 2020 and the Covid-19 that I genuinely feel are:

  1. My husband's health gets better as he was only working in proper, 8 am - 5 pm, time.
  2. I and my cousins (she started it, and we works together with another cousin) are working in a small team of Wedding Organizer called D'Real Wedding Planner, which is quite hard to start in "normal" condition as nowadays people are wanted a small intimate wedding and it is a great start.
  3. The Binangkit Souvenir now is able to make wedding invitations both the e-invitation and the physical invitation. Yes, you can contact the admin and make your reservation NOW!
  4. Rara's getting smarter every day and in 2020 she was almost never sick even until TODAY. Alhamdulillah yaa Allah, anak ambu sehat :") I really hope she will always be healthy, getting smarter, and always happy. 
  5. My thesis is complete and now I'm working for my graduation.
  6. and soooo many other things that I may now able to write them one by one.

Entah lah peps, kayaknya ada begitu banyak hal yang harus gue syukuri di 2021 ini. Kayaknya kok taun 2020 itu rusuh sekali, gue nyelesein tesis yg bener-bener ampe fokus 2 bulan kabur dr kantor dari akhir Oktober sampe akhir Desember kemarin. Abis itu Januari ada drama ampe sakit infeksi aluran kencing (sungguh tak elit), abis gue sembuh 2 minggu kemudian bapak gue positif corona dan suami gue menyusul, gue ga paham lagi kemaren-kemaren hectic bener. 

Hari ini karena gue masih wfh/not-so-isoman, gue diem di rumah. I'm proudly saying, gue udah bisa daftar wisuda dong peps! Tapi yaa gitu, ini ada kelegaan yang luar biasa sampe ke titik dimana gue gatau ini gue mau ngapain.wkwkwk. Kaya kemaren kemaren hectic tiada henti karena banyak betul yang harus gue lakukan, eh hari ini kaya gue bisa melakukan pekerjaan tanpa tergesa-gesa. Take my time, enjoy every step, finishing everything, even writing this post now.

Ya ya ya, tanpa bermaksud memungkiri nikmat, hidup ini tuh selucu itu.

Dulu sebelum nikah, gue ngerasa kok hidup gue ritmenya cepet ya, apa sih itu istirahat tidur di rumah? kayak semua gue garap. Eh tau-tau umur 24 gue nikah disaat rencana gue adalah menikah diumur 27 dan punya anak di umur 28. 

Terus udah nikah, kok sibuk bener yaa awal-awal, senin-jumat gue di Bandung, terus sabtu minggu bisa di Sumedang, bisa di Jakarta, atau di Majalengka. Terus tau-tau gue kuliah yang sampe lupa apa itu sabtu minggu gara-gara jadwal kuliah dan tugas. Sampe tiba-tiba udah ngelahirin, punya anak tapi galama mamah sakit dan we have to let her go. Abis itu kuliah kerja kuliah kerja makin gatau apa itu kehidupan di luar sana, bahkan sampe ngerasa lah gue ngapain aja sih selama ini pas ngeliat temen-temen gue di SNS.


Terus di 2021, lah gue udah lulus terus gue mau kemana. 

What's next?

Yang gue tau kayaknya "quarter life crisis" gue udah lewat sih. Gue malah kayaknya memasuki fase dimana gue mau masuk menjadi kepala tiga dan gue gatau next step gue yg dikejar apa dulu saking banyaknya hal yang kaya gue tahan tahan selama 3 tahun kuliah S2.


Cita-cita gue? 

Kita bahas dunia dulu yah, gausah bawa-bawa akhirat dulu.


Gue berharap di umur yang mendekati 30 tahun ini gue bisa lebih aktif di sosmed dalam artian berbagi konten yang lebih menarik. Semacam visual blogging lah, dimana konten gue di blog bisa direkap di Instagram gue, bisa di follow peps di @diankurniautami kalau belum, dan entah lah apalagi. I have TikTok sedjak jaman diman atiktok masih awaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaal banget sebelum siapa-sih-itu-anak-kecil-yang femes di tiktok terkenal kemana-mana? but yeah dari duluu joget joget it's not my thing.

Yaa yaa gue tau ada kook seputar tips yang bisa dibagiin and there for sure hell-lots-of tips di TikTok nowadays, but idk.   


Harapan lain adalah menghilangkan rasa ketinggalan yang gue miliki. 

Buset deh haus banget pencapaian anaknya yah bun?

Engga sih peps, again tanpa bermaksud menghilangkan rasa syukur, hanya saja gue merasa ada hal lain yg bisa gue capai dan membuat gue bahagia InsyaaAllah dunia akhirat. 

Dan again, gue kayak ngerasa selama ini sih gue udah ngapain aja? 

Kok rasanya gue ga ngapa-ngapain yaa? Kok hidup udah ganti dasawarsa dari gue masuk kuliah tapi masih gini-gini aja? Kok orang udah jadi manager, maap maap gue siapa? Kok orang udah keliling dunia gue di Bandung aja? Kok orang yg start di punya toko di ig bareng udah jadi perusahaan gue mah apa? 

Dan "kok" lainnya yang kadang masih suka gue tanyakan ke diri gue sendiri despite gue mungkin juga tau jawabannya dan nyari alesan itu bukan hal yang susah. Termasuk, berhenti sesaat adalah hal yang gue putuskan menjadi hal terbaik waktu itu karena gue butuh fokus ke seminim mungkin hal.

Tapi yaah gue rasa, itu adalah "wayahna". Namanya juga manusia.


Next hope,

Gue berharap bisa jadi juragan souvenir faux leather, sejujurnya bisa sampai ke fine craftery sih. Kayak Bandung has lot of potential man!

Ga cuma itu, gue ingin sekali mengembangkan kemampuan di dunia gambar. I realize that i can give up on writing, but not on drawing.

Hidup lebih teratur, dari segi waktu dan keuangan.

Pengen bisa lebih sabar sama anak yang lagi ngopreknya MasyaaAllah.

dan semoga bisa pindah rumah di 2021 hehe ✌


Yaah apapun itu, semoga yang terbaik yaa peps.

Coba how's your life nowadays peps? Curhat yuk di komen ~~~

Wednesday, 29 November 2017

What I Learned From: Sholat berjamaah

Oh hi peps! How are you?
It’s been like ages since I wrote this blog and I’m sorry for my blog.
If you are wondering, kenapa tiba-tiba gue buat posting dengan judul kayak gini, heem all I can say is, “I just want to share.”

Postingan ini murni dibuat dari apa ang gue sadari semenjak menikah. Why? Setelah menikah, Alhamdulillah hampir setiap hari ada aja sholat jamaah. Subuh sama Isya paling sering. Kalian tau kan kalau kedua sholat ini adalah sholat yang paling susah untuk dilakukan? Makanya nih, ayat atau hadist yang bilang menikah itu menyempurnakan agama menurut gue bener banget.

Sebelum lanjut membaca ada klaim yang ingin gue buat.

Pertama, level ilmu agama gue sesungguhnya mungkin jauh di bawah kalian yang lagi baca ini. So, I kindly ask you to correct me if I’m wrong. In polite manner, preferably.
Kedua, tulisan ini dibuat berdasarkan apa yang gue rasakan. Pengalaman spiritual orang beda-beda and appreciate difference.
Ketiga, perhaps, seperti yang gue bilang di poin kedua, di tulisan ini gue mencoba menuliskan pake logika. I know agama is not a logic manner, tapi tolong dianggap ini sebagai hikmah sholat berjamaah yang gue petik.

and here they are...

Hal yang paling pertama gue rasakan adalah belajar sholat dengan lebih tertib. 

Iya tertib, tumaninah, yang merupakan rukun sholat ketigabelas. Pernah ga sih kalian ngerasa sholat diburu-buru padahal kita seharusnya meresapi setiap gerakan dan kalimat yang kita ucapkan dalam bahasa arab?
Nah ini, dengan sholat berjamaah kita “dipaksa” mengikuti ritme si Imam yang seringkali lebih santai daripada waktu kita sholat sendiri.

Bisa jadi lebih cepet sih, I’ve been there before dan rasanya capek sholat Isya plus teraweh 23 rokaat dalam waktu setengah jam? Yep, I told you I’ve been there. Gue sendiri tipikal orang yang sholat relatif cepet. Engga tergesa-gesa, tapi cenderung cepet. Waini, waktu sholat teraweh yang kayak gitu rasanya takjub ada yang super express. Alhasil gue pindah masjid besoknya.

Balik lagi ke ritme Imam yang kebanyakan lebih pelan. 

Inilah yang membuat gue menyadari hal yang kedua yaitu, dengan sholat jamaah kita bisa menyempurnakan gerakan sholat.

Kenapa?
Karena kita punya comparison di depan mata (iyaa soalnya kalau jamaah di rumah sama suami kan cuma berdua). Gimana posisi kaki, gimana letak tangan, dan gimana-gimana hal lainnya yang kita secara ga sadar jadi perhatiin. Ini membuat gue justru mencari mana yang benar, mana yang salah. Membuat gue berpikir keras apakah gerakan sholat gue udah sempurna belum sambil pelan-pelan mengingat-ingat semua ajaran tentang gerakan sholat yang mungkin belum gue amalkan.

Jadi kalau kalian suka yoga dan kalian paham dasarnya, kalian pasti paham dong hubungan gerakan sholat dan yoga? Yup selamat, dengan melakukan gerakan sholat dengan lebih sempurna maka secara ga langsung kalian melakukan gerakan sederhana yoga. Oh iya, gerakan sujud bagus loh buat ibu hamil. Bisa membantu mencegah posisi bayi sungsang!

Hal selanjutnya yang bisa gue rasakan adalah memperbaiki bacaan/hafalan Al Quran. 

Seorang Imam emang indeed diharapkan lebih baik ilmu agama dan bacaan sholatnya. Tapi ga menutup kemungkinan Imam bisa salah. Apalagi kalo Imamnya laki-laki kan? If you know what I mean.


Nah Bahasa Arab sendiri menurut gue adala bahasa yang paling ribet. Salah panjang pendek bisa jadi masalah. Makanya sekarang kalau sholat jamaah, terutama sholat yang Imamnya dianjurkan untuk memperkeras suaranya, gue jadi sering memperhatikan bacaannya. Apakah sama dengan apa yang ada diingetan gue. Kalau beda, gue cek mana yang bener.

Terus kalau udah tau yang bener yang mana diapain?
Heem, kalau imamnya adalah suamiku atau aku mengenalnya, maka aku akan memberikan informasi yang tepat kepadanya. Jika bukan dan aku tidak mengenal imamnya, maka akan kujadikan pelajaran supaya besok-besok pelafalan ayat Al Quran yang aku ucapkan menjadi sempurna. (dibaca ala ala Dayang Sumbi waktu menyebut sumpah sebelum dia ketemu sangkuriang)

Next, belajar menikmati waktu.

Kok bisa?
So, even in the most hectic day, we are “being pushed” to do it. Mencuri waktu. Well seharusnya pekerjaan itu imbang sama waktu ibadah, tapi namanya manusia dan dunia, seringkali kita justru mencuri waktu sholat untuk bekerja. Gue selalu merasa kalau Allah itu baik banget karena selalu menegur gue dengan cara yang baik. Waktu gue kecapean, gue dikasih sakit dan setiap sakit itu pula gue sadar kalau gue memang perlu istirahat.

Sambil sedikit curhat, pernah ga sih kalian merasa hidup kalian berjalan dengan begitu cepat?
I do in so many times, even now. Itu wajar karena waktu emang berjalan.

Ritme hidup gue semenjak mendekati lulus kuliah bisa dibilang ngebut. Bayangin nih, gue wisuda selasa dan tadinya gue berencana pulang kerumah di hari sabtu. Apa boleh buat malahan besoknya (atau malah hari itu juga) gue langsung pulang dan meninggalkan kosan begitu saja.

Ga cuma itu peps, gue langsung kerja di hari seninnya. Jadi bener-bener gada waktu tunggu dan waktu ngaso di rumah. Lalu selanjutnya gue disibukkan dengan wara wiri dunia kerja. Ga lama kemudian, udah lebaran aja dan tau-tau gue sudah “diminta” oleh keluarga suami gue. Lalu Oktober udah dapet gedung buat nikah, Desember tunangan, dan gue memulai awal tahun denganpindah kantor. Selesai kerja di moeslema.com tanggal 28 Februari dan tanggal 1 Maret-nya udah masuk di kantor baru. Luar biasa ga tuh? Terus dari situ hidup gue dipenuhi bolak balik Jakarta-Bandung setiap weekend buat urus nikahan. Lalu tau-tau Juli dan tau-tau sekarang udah November lagi.

Terus hubungannya apa?
Nah dengan sholat jamaah, selain tiga hal yang gue sebutkan di atas, gue ngerasa punya waktu lebih buat merenung dan curhat sama Allah sambil sholat.

Kok bisa?
Lha iyaa wong sholatnya lebih santai, lebih tertib, lebih meresapi bacaan. Gimana engga?
Begitu selesai baca bacaan sholat dan punya waktu lebih karena imam belom selesai (pas sholat jamaah zuhur dan ashar) gue sering banget ngerasa itu adalah waktu buat berfikir soal kehidupan dan reflect on what we already did. Kalau ada salah yaa tentunya sambil minta maaf dan kalau ada yang menyenangkan yaa sambil bersyukur. Sesederhana itu sih.

Hal terakhir yang gue pelajari sampai saat ini dan InsyaaAllah akan terus bertambah adalah itu "me time terbaik sama suami"

Dan yap, pacaran setelah menikah itu memang lebih baik, nyaman, dan enak ketimbang sebelum menikah. Sejujurnya dengan status sebelum menikah yang belum jelas, bahkan pegangan tangan pun rasanya ga tenang. Kalau udah nikah? Bebas sis.wkwkwk
Tapi tapi daripada sekedar physical contact yang umum dilakukan asangan, menurut gue sholat berjamaah itu adalah hal yang paling nyaman. Ibadah dalam ibadah, that some sort of feeling. Sholat bareng, ngadep ke Allah bareng, dan yang paling seneng doa bareng.
It's more than just sholat bareng pacar and I mean it!

Lalu sepertinya sudah sampai disitu dulu apa yang gue bisa ceritakan ke kalian. Ada yang bisa kalian share ga soal hikmahnya sholat jamaah? Komen yaa di bawah!

PS: Yap memang baiknya suami sholat jamaah di mesjid. Bukan di rumah. Sebisa mungkin suami juga gue anjurkan ke mesjid. Tapi karena suami berangkat abis subuh dan pulang juga melewatkan adzan isya di jemputan kantor, jadilah akhirnya bareng terus di rumah. Tapi kalau lagi hari libur, biasanya suami subuh di mesjid.


Thank you

Wish you another cherish day peps!